Mmmmm, mungkin postingan ini akan menjadi postingan yang telat tapi gak telat karena di sini aku akan menceritakan perjalananku ke Pura Luhur Uluwatu, Bali. Udah lama pengen posting tapi apa daya tangan tak sampai. Alhamdulillah, bulan November 2019 kemarin (maaf gais mungkin ini terlalu lama untuk kalian), aku dan teman-teman kuliahku berkesempatan untuk mengunjungi tempat ini di sela-sela kegiatan conference di Nusa Dua. Kita datang ke Bali dengan moda transportasi udara dari Bandara Soetta dan turun di Bandara Ngurah Rai. Buat aku, ini adalah pengalaman ketigaku ke Bali, dan pengalaman pertama naik pesawat ke Bali ehehehe.
Alhamdulillah-nya lagi, kebetulan waktu itu kita juga dapat jatah biaya akomodasi. Jadi, gak banyak uang yang kita keluarkan waktu itu. Meskipun pada akhirnya tetep pake uang pribadi juga, tapi setidaknya kita gak perlu mikir keras banting tulang cari duit buat beli tiket pesawat pp dan bayar penginapan 6 hari 5 malam.
Jadi ceritanya, kita ke Bali dengan menaiki pesawat Air Asia dari Soetta jam 06.00 WIB. Bisa bayangin, kita berangkat dari Depok jam 03.30 WIB dan mandi jam 02.30 WIB padahal baru tidur jam 11 malem. Perjuangannya kayak dapetin kamu gitu kan? *halah. Kenapa pilih Air Asia? Kenapa jam 6 pagi? Apalagi kalo bukan karena murah dan kalo pagi, katanya sih kemungkinan delaynya kecil. Ini tips buat kalian yang belum tau juga sih gais ehe. Berangkat jam segitu, kita sampai di Soetta kira-kira jam 05.00 WIB. Masih bisa sholat subuh di bandara kok gais.
Kita sampai di Ngurah Rai sekitar jam 09.00 WITA. Sekedar informasi, karena kita rombongan, jadi rental mobil adalah koentji kesuksesan. Selain lebih irit, juga lebih memudahkan kita selama di Bali. Banyak banget jasa rental mobil atau motor di sana. Seinget aku, kita bayar Rp 275.000/hari buat mobil manual, dan Rp 300.000/hari buat mobil matic. Tanpa sopir ya gais, kalo mau sama sopir, setau aku ada juga sih tapi pastinya lebih mahal.
Sebenernya, rental mobil adalah satu-satunya solusi kalo kita ga mau berat di ongkos dan ga mau ribet. Di sana, jarang banget ada transportasi umum. Emang sih, gojek/ grab udah ada di sana. Tapi kan, tujuan kita ke Bali pasti mengunjungi tempat-tempat yang gak jarang terpelosok gitu. Jadi jauh dari keramaian, dan bisa ditebak, biayanya juga mahal kalo di total.
Emmm, oke lanjut... hari pertama di Bali, kita belum ada acara apa pun terkait dengan conference. Sebenernya sih, conference cuma 2 hari. Karena kita gak mau kedatangan kita di Bali jadi sia-sia, jadilah kita gak tau diri booking penginapan sampe 5 malam. Kebetulan, kita sampai di Bali masih tergolong pagi. Dari Ngurah Rai, kita ngurus rental mobil, makan dan sholat sampai pukul 12.00-an WITA. Berhubung jiwa muda berkelana kami masih menggelora, datang ke penginapan then gulung-gulung di kasur atau doin’ nothing di sana rasanya hina. Jadilah kita cari tempat wisata yang dekat dengan bandara.
For your information, Ngurah Rai terletak di Desa Tuban, Kecamatan Kuta, dan Kabupaten Badung. Dari hasil browsing, tempat wisata terkenal yang ada di Kabupaten Badung salah satunya adalah Pura Luhur Uluwatu. Seingat aku, waktu perjalanan dari bandara ke daerah Uluwatu sekitar satu jam. Sayangnya, dengan kecanggihan teknologi berupa waze dan gmaps kita tetap terjerumus ke jalan yang tidak diinginkan alias nyasar. Jadi jangan paksa aku mengingat berapa waktu total perjalanan sampai ke Pura Luhur Uluwatu.
Pemandangan Pura Luhur Uluwatu |
Selama perjalanan aku agak terheran-heran gitu sih karena jalannya sepi banget terutama kalo udah deket sama daerah Pura Luhur Uluwatu. Gak bisa bayangin kalo kita gak rental mobil jadinya gimana. Jalanannya pun juga gak gede-gede banget. Selama perjalanan aku juga gak nemuin ada bus pariwisata yang lewat.
Sudah kubilang, jangan tanya aku jam berapa kita sampai di sana, karena aku lupa (╥_╥) pokoknya, yang aku ingat adalah seberapa teriknya matahari di sana yang bikin aku gak pengen lanjut jalan-jalan hahaha. Ohyaaa, tiket untuk masuk di sana adalah Rp 30.000 untuk wisatawan domestik, lalu Rp 50.000 untuk wisatawan mancanegara. Jangan lupa, itu untuk hari kerja atau week day.
Pemandangan di Pura Luhur Uluwatu |
Setelah kita bayar, kita dikasih kain yang harus kita ikatkan ke pinggang, ala-ala orang Bali gitu deh, paham kan? Yang kaya gini nih, yang oranye.
Foto Bareng di Pura Luhur Uluwatu |
Jalan dari pintu masuk ke Pura terasa jauh waktu itu, mungkin karena panas kali ya. Di sana kita gak langsung ke pura, tapi jalan-jalan dulu ngeliatin pemandangan indah yang telah tersaji. Jadi, Pura Luhur Uluwatu ini adalah pura yang letaknya ada di atas tebing dekat pantai, eh atau laut? Katanya sih itu Samudra Hindia, berarti laut ya gais? Hahaha. Jadi kalo ke pura ini, yang akan kita temukan adalah suasana pura, dengan kombinasi pemandangan tebing dan laut, diiringi dengan suara deburan ombak.
Pemandangan di Pura Luhur Uluwatu |
Dari pura kita juga bisa liat patung Garuda Wisnu Kencana, banyak pepohonan di sana. Tapi pohon yang daunnya dikit gais, jadi kalo panas ya tetep panas kalo ujan tetep keujanan. Monmaap ini review terjujur dari orang yang suka piknik tapi gak suka tersiksa wkwkwk.
Pemandangan di Pura Luhur Uluwatu |
Pura Luhur Uluwatu ini juga dikenal sebagai Pura Sad Kahyangan Jagat atau penyangga poros mata angin pulau Bali. Nama Uluwatu sendiri ternyata berasal dari bahasa sansekerta yang artinya puncak batu karang. Mungkin karena lokasinya yang berada di atas tebing. Bisa disebut juga di atas bukit karena ketinggiannya ternyata mencapai 97 meter di atas permukaan laut. Pantes kan kalo patung GWK jadi keliatan juga.
Pemandangan di Pura Luhur Uluwatu |
Katanya sih di Pura Luhur Uluwatu ini, kita bisa liat pertunjukan seni tari kecak dan juga bisa ngeliat sunset. Tapi berhubung kita datengnya siang menuju sore, jadi yaa kita gak bisa liat itu. Sebenernya tempat itu juga deket sama Pantai Pandawa, GWK, Melasti, dan tempat wisata lain. Lagi-lagi berhubung hari itu adalah hari pertama kita datang ke Bali dengan segala drama sejak dini hari, kita cukupkan hari itu sampai di Pura Uluwatu Bali.
Pemandangan di Pura Luhur Uluwatu |
Kalo boleh bercerita, di sinilah aku melakukan kebodohan pertama yang mengawali kebodohan lainnya selama di Bali. Di sana, aku meninggalkan ponselku begitu saja di depan toilet parkiran. Bahkan kalo bukan petugasnya yang nyariin pemilik ponsel, aku baru sadar ponselku ilang setelah sampai di penginapan. Alhamdulillah itu tidak terjadi, artinya ponsel ini masih rejeki aku. Hmmm mungkin ini aja ceritaku tentang perjalananku ke Pura Luhur Uluwatu. Semoga ada sedikit informasi yang bermanfaat dan bisa membantu pembaca dalam menemukan tujuan hidup wisatanya.
No comments:
Post a Comment