Friday, May 22, 2020

Metabolism When Stress (Part 2)

Cont.
03 Stress and Glucose Metabolism
  • Under normal conditions the gluconeogenesis occurs during starvation to supply glucose to the cells, especially the brain which is dependent on the glucose. Stress increases the hepatic glucose production by increasing the activities of key gluconeogenic enzymes:  phosphoenol pyruvate carboxy kinase  (PEPCK), pyruvate carboxylase, fructose 1,6 bisphosphatase (FBPase) and glucose-6-phosphatase (G6Pase). All these key regulatory enzymes are transcriptionally regulated by glucocorticoids.
  • Glucocorticoids also stimulate the expression of pyruvate carboxylase and glucose-6-phosphatase. In addition stress increases the activities of aminotransferases, glutamic pyruvic transaminase (GPT) and glutamic oxaloacetatic transaminase (GOT) which further increase the concentration of substrates like pyruvate and oxaloacetate for gluconeogenesis. 
  • Glucocorticoids are known to increase the blood glucose levels under stressful conditions by not only increasing gluconeogenesis but also by reducing insulin sensitivity. The glucocorticoids exert this action by antagonizing insulin stimulated translocation of glucose transporters from intracellular compartments to plasma membrane. 

Metabolism When Stress (Part 1)

Outline :
01 Stressed Out : The Behavior and Biology of Stress
02 A Biological Close-Up of Those Streesed-Out Feelings
03 Stress and Glucose Metabolism
04 Stress and Weight Gain
05 Stress and Heart Disease
06 Sleep Disruption

Thursday, May 21, 2020

Peran Niacinamide pada Pengobatan Jerawat

Jerawat (sumber: freepik.com)

Jerawat adalah permasalahan yang cukup mengganggu bagi setiap orang, terutama perempuan karena perempuan identik dengan keindahan. Semua pasti setuju jika benjolan merah yang tak jarang bernanah di wajah tentu tidak bisa dikatakan suatu keindahan. Di kehidupan sehari-hari, kecantikan disebut relatif namun perempuan dengan kulit putih dan bersih, serta menarik dari segi penampilan biasanya lebih disukai oleh lawan jenisnya. Tak heran orang-orang berlomba untuk menjaga dan memperbaiki penampilan fisiknya agar masuk dalam kriteria “cantik” atau “menarik”. Tentu saja tidak semua orang seperti ini, tapi sebagian besar itulah yang terjadi. Buktinya, produk-produk skincare dan klinik kecantikan nyatanya tidak pernah sepi peminat.

Tuesday, May 19, 2020

Niacinamide dan Kesehatan Kulit (Part 2)

(a.) Niacinamide/ nikotinamid; (b.) Asam nikotinat
Efek samping topikal nikotinamid
Efek samping dari aplikasi topikal nikotinamid adalah minor dan jarang, meliputi: luka bakar ringan, pruritus, dan eritema. Efek samping ini membaik dengan penggunaan yang berkelanjutan.

Nikotinamid Oral
Kanker kulit nonmelanoma
Dalam uji coba double-blind kontrol acak, pada pasien dengan empat atau lebih keratosis aktinik, perkembangan karsinoma sel basal dan keratosis aktinik berkurang secara signifikan ketika pasien menggunakan nikotinamid oral (500 mg dua kali sehari selama 4 bulan) dibandingkan dengan mereka yang diberi plasebo.

Niacinamide dan Kesehatan Kulit (Part 1)

Bagi para wanita, khususnya yang punya masalah dengan jerawat atau bekas jerawat, pasti tidak asing dengan niacinamide. Bahan ini biasanya ditambahkan pada produk skin care dan digadang-gadang dapat mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan jerawat. Ternyata, niacinamide tidak hanya berkaitan dengan jerawat saja, melainkan beberapa penyakit kulit lainnya. Tulisan di bawah ini akan menjelaskan pengaruh niacinamide pada beberapa penyakit kulit. Tulisan ini diterjemahkan dari Journal of Cosmetic and Dermatology 13(4) halaman 324-328 dengan judul asli “A review of nicotinamide: treatment of skin diseases and potential side effects”.

(a.) Nikotinamid/ niacinamid; (b.) Asam nikotinat

Monday, April 13, 2020

SERBA-SERBI COVID-19

Tahun 2020 ini merupakan tahun yang penuh ujian bagi seluruh umat manusia di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Banyak kejadian tak terduga mulai dari banjir di beberapa daerah, mewabahnya COVID-19, erupsi Gunung Merapi, erupsi Gunung Anak Krakatau, sampai dentuman yang belum diketahui penyebabnya. Dari sekian banyak kejadian, mewabahnya COVID-19 adalah yang paling banyak menyita perhatian masyarakat. Corona Virus Disease 2019 atau lebih dikenal dengan COVID-19 pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan, Cina. Penyakit ini disebabkan karena adanya infeksi Virus Corona Baru (SARS-CoV-2) atau pada awalnya sering disebut sebagai nCoV-19. Saat ini, COVID-19 telah menyebar di ratusan negara di dunia dengan total kasus positifnya mencapai 1 juta lebih.
Sudah satu bulan lebih sejak kasus positif COVID-19 pertama terdeteksi di Indonesia, setiap hari kasus ini semakin menyebar di 34 provinsi. Penyebaran penyakit ini begitu cepat. Tercatat per tanggal 13 April 2020, jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 4.557 orang dengan 399 orang meninggal serta 380 orang sembuh.


Gambar Ilustrasi Virus Corona (sumber: detik.net.id)

Gejala dan Penyebaran COVID-19
Dikutip dari berbagai sumber, pada awal infeksi, penyakit ini memiliki banyak gejala seperti flu, demam (suhu tubuh di atas 38oC), pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Kemudian, gejala dapat semakin berat seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan SARS-CoV-2. Menurut WHO, beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun dan sekitar 80% penderita dapat pulih sendiri tanpa perawatan apapun. Sekitar 1 dari 6 orang mengalami sakit parah dan mengalami kesulitan napas. Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki riwayat penyakit seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung atau diabetes, memiliki efek yang lebih fatal dibanding usia muda.

Monday, May 14, 2012

Buah Delima

Morfologi Delima
Buah delima (punica grantum) merupakan tanaman semak atau perdu yang dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 5-8 m. Tanaman ini berasal dari Persia dan daerah Himalaya yang terletak di selatan India. Konon, tanaman delima dibawa oleh Pharaoh Tuthmosis ke Mesir pada 1500 SM dari Asia. Sejak itulah, tanaman ini menyebar ke Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika. Sedangkan penyebaran tanaman ini ke Indonesia diperkirakan dibawa oleh para pedagang dari Persia pada tahun 1416. Selain itu, tanaman tersebut sudah sejak lama ditanam di daerah mediterania. Terbukti, bangsa Moor memberi nama salah satu kota kuno di Spanyol, Granada, didasarkan pada nama buah delima. 

Batang tanaman delima berbentuk kayu dengan ranting yang bersegi, dan percabangan banyak tetapi lemah. Pada ketiak daunnya, terdapat duri. Ketika masih muda, warnanya cokelat, dan berubah menjadi hijau kotor setelah tua. Daunnya tunggal dengan tangkai yang pendek, dan letaknya berkelompok. Daun delima memiliki bentuk yang lonjong dengan pangkal yang lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, dan permukaan mengkilap. Panjang daun bisa mencapai 1-9 cm dengan lebar 0,5-2,5 cm. 

Delima bisa berbunga sepanjang tahun. Bunganya tunggal dengan tangkai pendek, serta keluar di ujung ranting atau di ketiak daun yang paling atas. Biasanya, terdapat satu sampai lima bunga, dengan warna merah, putih, atau ungu. Warna bunga ini juga menentukan warna buahnya. Bunga yang berwarna merah akan menghasilkan buah yang berwarna merah, bunga yang berwarna putih akan menghasilkan buah yang berwarna putih, sedangkan bunga yang berwarna ungu juga akan menghasilkan buah yang berwarna ungu.