Tuesday, October 3, 2017

Kuliah di Jurusan Kimia Murni, Why Not?

Alasan kuat mengapa kali ini aku memilih untuk menulis postingan tentang jurusanku adalah karena hadirnya rasa rindu pada almamater tercinta yang selama empat tahun ini menampung dan membesarkanku hingga sampai pada titik ini. Kalo diinget-inget, dulu aku sama sekali gak pernah membayangkan akan terjun ke dunia semacam ini. Dunia yang menurut sebagian besar orang berisi manusia-manusia cupu yang cuma bisa pegang buku, yang kerjaannya setelah lulus cuma bisa jadi guru. Well, setelah berhasil lulus dari jurusan ini, aku ingin mengatakan, TIDAK SEMUA hal yang orang-orang pikirkan tentang jurusanku ini benar adanya. Yang benar adanya pun, tidak seburuk yang ada di dalam benak kalian. Sorry to say, i'm talking to people who always underestimate on my major. 
Sebentar sebentar, akan kuceritakan satu per satu. Kalian yang udah pernah buka blogku ini, pasti tau banget aku adalah mahasiswa Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro majoring in Chemistry. Tentunya sebelum aku menerima ijazah dan transkrip akademik bulan Agustus lalu. Yay, sekarang aku diperbolehkan menyebut diriku sebagai alumni. 
Aku juga bingung kenapa sekarang aku ngerasa cocok banget sama jurusan satu ini. Padahal perjalanan kuliahku juga gak semulus betisnya princess Syahrini. Jangan dikira aku gak pernah ngerasain gimana galaunya dapet nilai D, gimana galaunya duduk di dalem ruang kelas ngeliatin dosen ngomong tapi sepatah kata pun ga ada materi kuliah yang nyangkut di otak. Gimana galaunya gagal percobaan campur aduk dengan perasaan bersalah mecahin alat yang harganya setara uang jajanku selama 5 bulan, hiks. Tapi tenang, badai itu sudah berlalu. 
Buat kalian yang sedang mempertimbangkan jurusan kimia murni sebagai jurusan pengantar masa depan kalian, aku bener-bener salut. Karena selama ini jarang ada yang menjadikan jurusan kimia murni sebagai pilihan pertamanya. Entah karena mata kuliahnya yang dianggap sulit atau lapangan pekerjaannya yang dianggap sempit.