Sunday, June 14, 2020

Mengunjungi Masjid Kubah Emas (Dian Al Mahri)

Sekitar setahun yang lalu kira-kira awal tahun 2019, aku dan temanku mengunjungi Masjid Kubah Emas atau dikenal juga dengan Masjid Dian Al Mahri. Aku sudah lama mengetahui tentang masjid yang kubahnya berlapis emas ini. Tapi aku baru tahu keberadaannya saat temanku mengajakku mengunjungi masjid ini. 
Masjid kubah emas

Lokasi
Karena kupikir lokasinya jauh, aku menanggapinya santai dan gak terlalu serius. Kupikir entah di provinsi Banten atau Bogor bagian ujung yang jauh dari Depok. Jadi paling ujung-ujungnya wacana, pikirku wkwkwk. Ternyata, Masjid Kubah Emas ini lokasinya ada di Kota Depok, Jawa Barat. Lokasi tepatnya ada di Jalan Masjid Kubah Emas, Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat.

Friday, June 12, 2020

Scrapframe: Kombinasi Paper Quilling vs Bunga dan Daun Kering

Scrapframe kombinasi paper quilling dan bunga daun kering
Untuk yang sudah pernah membaca postinganku sebelum-sebelum ini, pasti tau kalau aku suka membuat hiasan dinding atau scrapframe pakai kertas, dengan teknik paper quilling. Hampir semua yang aku buat, menggunakan kertas yang aku gulung-gulung sendiri menjadi bentuk yang cantik. Tekniknya sama, cuma dibedakan bagian variasi bunga dan tata letaknya aja. Entah kenapa setelah sekian lama, aku baru kepikiran cara baru untuk buat hiasan dinding ini. Aku sempat membuat yang agak berbeda, yaitu dengan menambah gambar gold frame, tulisan Bismillah dan emas tiruan dengan bahan akrilik. Kali ini aku pakai yang lebih berbeda lagi, yaitu “Dried leaf” dan “Dried flower”.

Dried leaf atau daun kering dan dried flower atau bunga kering yang aku pakai, aku ambil di halaman rumah, dari tanaman atau rumput yang tumbuh gak disengaja. Ada daun belimbing, anggur, sirih air, paku-pakuan, dan bunga-bunga kecil lain yang aku bener-bener gak tau namanya. Tadinya udah cari info tentang harga bunga kering di ecommerce, tapi harganya lumayan mahal belom lagi masih ada ongkir. Karena aku ambilnya di halaman rumah yang mana harganya gratis, jadi aku menyebutnya dried flower and leaf dengan kearifan lokal.

Thursday, June 11, 2020

Peluang Karir Lulusan Kimia : Menjadi Anggota TNI

Setelah membahas banyak tentang jurusan kimia murni dan serunya praktikum di jurusan kimia murni, aku banyak mendapat pertanyaan dari adik-adik yang masih ragu untuk masuk jurusan kimia murni. Salah satu pertanyaan yang cukup sering muncul adalah peluang kerja lulusan kimia murni. Kalau kalian membaca semua postinganku tentang jurusan kimia murni, pasti kalian tau aku pernah menceritakan bahwa peluang kerja untuk lulusan kimia murni cukup banyak dan bervariasi. 

Sebenarnya aku merasa kurang berhak atau kurang pantas menulis ini karena sampai dengan sekarang, bahkan aku belum menemukan pekerjaan yang cocok untukku. Mungkin semua orang pernah mengalaminya, merasa cocok dengan suatu pekerjaan, tetapi tidak diterima. Ketika sudah diterima, pekerjaannya kurang cocok dengan kita. Ketika sudah cocok dengan pekerjaan dan kita diterima, orang tua tidak menyetujuinya, entah karena lokasi terlalu jauh, kontrak kerja yang sangat memberatkan, lingkungan kerja yang tidak cocok, dan sebagainya. Hal-hal seperti itu benar-benar baru terpikirkan dan baru bisa dirasakan ketika kita lulus dan mencari pekerjaan.

Wednesday, June 3, 2020

Bertanam Sayuran #DIRUMAHAJA

Sudah hampir 3 bulan aku mengurangi kegiatanku di luar rumah karena anjuran #dirumahaja. Aku masih ingat saat membaca berita tentang kasus pertama COVID-19 yang terkonfirmasi di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, aku sedang berada di Bandung dan akan kembali menuju Depok, tempat tinggal sementaraku selama kuliah. Hari itu dan beberapa hari setelahnya, banyak keluarga dan teman-temanku yang menanyakan kabarku, mengkhawatirkan bagaimana keadanku di sana, dan menasehatiku agar lebih berhati-hati saat ada kegiatan di luar. Yap, kasus pertama COVID-19 di Indonesia memang berasal dari warga yang tinggal di Depok, jadi aku merasa wajar jika orang-orang di sekitarku mengkhawatirkanku. Aku cukup terharu saat menyadari hal ini :”) 

Pada saat itu, kasus COVID-19 di Indonesia masih bisa dihitung dengan satu jari. Jadi aku masih agak santai berkegiatan di luar. Aku gak nyangka bahwa 3 bulan setelahnya, kasusnya bisa mencapai puluhan ribu. Lima hari setelah kasus pertama COVID-19 terkonfirmasi, aku memutuskan untuk pulang ke kampung halamanku. Dan aku juga gak nyangka itu jadi keputusan terbaik yang pernah kuambil karena dua minggu setelahnya, keluar-masuk jabodetabek menjadi hal yang gak dianjurkan.