Toga Wisuda UI |
Tuesday, April 28, 2020
Pengalaman Kuliah Magister Ilmu Kimia di UI
Monday, April 9, 2018
Kata
orang-orang, nyari tempat kost itu sama kaya nyari jodoh. Setiap orang punya
standar kost idamannya masing-masing. Ada yang nyari berdasarkan harga, jarak atau
lokasinya, kebersihannya, penghuninya, tetangganya, sampai pemiliknya. Biasanya
itu aja sih yang jadi patokannya, gausah lah sampe ngeliat rumahnya hadap ke
mana, keramiknya warna apa, berapa jumlah anak tangganya, cat temboknya merk
apa, atau jenis menu masakan warteg di sekitarnya, hmm... bakal lebih ribet
dari nyari jodoh ini sih jadinya.
Sebagai
pendatang baru di Depok tercinta ini, daku akan menceritakan pengalaman mencari
kost di sekitar UI. Cerita ini berawal saat aku membuka pengumuman SIMAK Pascasarjana
UI bulan Desember lalu. Kalo inget perjuangan sampai ke Depok waktu ujian SIMAK
satu bulan sebelumnya, dan inget kejadian-kejadian menyebalkan yang
menyertainya, sejujurnya keputusan untuk berkuliah di tempat ini antara iya dan
tidak.
Ketika memutuskan
untuk berkuliah di tempat ini, banyak kekhawatiran yang tiba-tiba muncul di
benak. Pertanyaan-pertanyaan seperti "yakin nih kampus sana lebih
bagus?" "yakin kuliah jauh?" "hidup di sana mahal loh,
sanggup?" "mau pulang berapa bulan sekali?" "harga tiketnya
mahal ya?" "orang sana galak-galak loh, berani?" "di sana
sering macet ya?" "hati-hati ya di sana banyak penjahat" dan
sebagainya.
Wednesday, December 13, 2017
Setelah lulus
dari perguruan tinggi, rata-rata orang pasti berpikir apakah dia akan
melanjutkan kuliah lagi atau bekerja terlebih dulu. Bahkan beberapa juga
nambahin nikah di daftar pilihannya. Berhubung aku masih LDR-an sama jodoh tak
kasat mata, jadi nikah dicoret dulu lah ya gamungkin juga nikah sama kucing
tetangga. Aku sendiri cukup galau menentukan pilihan mana yang paling tepat buatku.
Padahal juga udah dari setahun yang lalu semedi mencari inspirasi, muhasabah
diri, mencari jawaban terbaik untuk saat ini.
Memang dari
dulu jawaban yang aku dapatkan adalah lanjut kuliah lagi. Tapi untuk sampai
pada titik ini, banyak persimpangan yang harus aku pilih untuk aku lalui. Ya
gitu deh, sama kaya waktu ngerjain skripsi, nangis sudah bukan hal yang aneh lagi.
Dari awal, aku cuma
pengen lanjut kuliah di magister kimia UGM. Bener banget! Selain kampusnya yang
lebih bagus dari kampusku waktu kuliah sarjana, tempatnya ga jauh-jauh banget
dari rumah, dan kotanya juga hmmm menurutku nyaman untuk ditinggali, dijadikan
rumah kedua untuk sementara waktu. Sayangnya aku baru tau kalo UGM cuma buka pendaftaran
setahun sekali. It means aku harus nunggu setahun lagi biar bisa kuliah di kampus
ini. Dan belum tentu juga diterima. Singkatnya, magister kimia ITB ternyata
juga ga buka pendaftaran di semester ini. Dari sekian banyak kampus, hanya UI
dan ITS lah yang masuk kriteriaku. Nanti aku bakal jelasin keduanya, tapi sekarang
aku mau jelasin yang UI dulu ya!
Sumber:
simak.ui.ac.id
Label:
Informasi,
kuliah,
Pascasarjana,
pengalaman,
Selingan,
tips-tips,
UI
Subscribe to:
Posts (Atom)