Monday, April 27, 2020

Pengolahan Limbah MSG

Gambar: MSG (Sumber: media.suara.com)
Proses pembuatan produk makanan biasanya melibatkan penambahan zat aditif seperti Monosodium Glutamate (MSG) atau Mononatrium Glutamate sebagai pemberi rasa enak (flavour potentiator) atau penekan rasa yang tidak diinginkan. MSG merupakan pembentuk protein, sehingga apabila makanan ditambahkan akan berasa seperti ditambah dengan kaldu daging (protein). MSG merupakan penyedap rasa pada makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi mikroba menggunakan molase atau tetes tebu sebagai sumber karbon dan zaetin atau ammonia sebagai sumber nitrogen (Fitri, dkk., 2016).

Setiap tahunnya, terjadi peningkatan kebutuhan konsumsi MSG yang secara langsung berdampak pada peningkatan produksi MSG oleh para produsen. Berdasarkan data perkembangan produksi MSG tahun 2008 sampai dengan tahun 2013, Indonesia mengalami peningkatan produksi MSG dengan rata-rata 9,1% per tahun (Pratiwi, 2015). Dengan meningkatnya produksi MSG, maka limbah yang dihasilkan dalam proses produksi MSG juga semakin meningkat.
Warna adalah salah satu parameter pertama yang dipertimbangkan dalam penelitian tentang pencegahan pencemaran air karena polutan berwarna menyebabkan  kondisi anaerobik dengan menghalangi sinar matahari di perairan (Chen, dkk., 2012). Secara fisik, limbah MSG berwarna coklat tua dan sangat keruh dengan kandungan total solids, C organik yang tinggi serta nilai pH yang rendah (Singh, dkk.,2009). Limbah cair berwarna cokelat tua yang dihasilkan berasal dari pigmen alami melanoidin terpolimerisasi, produk dari reaksi amino-karbonil Mailard dari proses membuatan MSG (Martins, dkk., 2004).

Limbah MSG biasanya mengandung total nitrogen yang tinggi. Total nitrogen yang tinggi dapat menyebabkan pencemaran lingkungan seperti eutrofikasi, methemoglobin, dan nitrosamine. Selain itu, limbah cair MSG juga biasanya bersifat asam atau memiliki nilai pH yang rendah. Padahal nilai pH yang rendah dapat menyebabkan proses biokimia perairan terganggu, dan jika diserap tanaman, akan menyebabkan tanaman tersebut mati. Dampak dari limbah MSG yang langsung dialirkan ke badan air salah satunya terjadi di Vietnam. Limbah MSG yang dialirkan langsung ke badan air yaitu Sungai Thi Vai yang menyebabkan sumur-sumur warga tercemar, ikan-ikan mati, dan banyak warga yang jatuh sakit (Overland, 2008). 

Menurut peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 5 tahun 2014 tentang baku mutu air limbah, kadar TSS, BOD5, dan COD pada limbah cair industri MSG paling tinggi secara urut adalah 100, 80, dan 150 mg/L, serta pH yang berada pada rentang 6-9. Walaupun sebagian besar perusahaan sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah yang memadai, ternyata masih banyak pelaku industri MSG lain yang kurang memperhatikan standar atau baku mutu air limbah yang dihasilkannya. Hasil studi yang telah dilakukan Fitri, dkk. (2016) menunjukkan kandungan TSS, BOD5, dan COD dalam limbah cair dari salah satu industri MSG di Indonesia sebesar 2.986 mg/L, 32.775 mg/L, dan 191.833 mg/L. Selain itu, limbah cair hasil industri MSG juga menunjukkan nilai pH yang rendah (± 3), memiliki kandungan fosfat, dan nitrogen yang cukup tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa limbah yang dikeluarkan oleh industri tersebut masih berada di atas baku mutu dan perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut sebelum dibuang agar tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. 

Metode pengolahan limbah cair hasil industri MSG dimulai dari tahap primer, sekunder sampai tersier. Pengolahan ini bertujuan menurunkan nilai BOD, COD, dan TSS hingga memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan menteri lingkungan hidup agar limbah cair MSG aman ketika dialirkan ke sungai. Limbah MSG juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat biogas dan pupuk tanaman mengingat dalam limbah cair MSG juga terkandung C organik, fosfat, dan nitrogen yang baik untuk pertumbuhan tanaman.

Referensi :
Chen, W., Su, W., dan Hsu, H., 2012, Continuous Flow Electrocoagulation for MSG Wastewater Treatment using Polymer Coagulants via Mixture-process Design and Response-surface Methods,  Journal of the Taiwan Institute of Chemical Engineers, 43: 246–255.
Overland, M.A., 2008. Vietnam cracks down polluters.URL:http://www.time.com/ time/world/article/0,8599,1851331,00.html.
Singh, S., Rekha, P.D. , Arun, A.B., dan Young, C., 2009,  Impact of Monosodium  Glutamate Industrial Wastewater on Plan growth and Soil Characteristics. National Chung Hsing University, Taiwan and Yenepoya University, India. pp. 1559-1563

No comments:

Post a Comment