Tuesday, March 10, 2015

SERBA-SERBI MINYAK CENGKEH

Ceritanya malem ini lagi belajar buat pretest besok gituuu. Diposting sekalian lah biar hits hahaha. Engga lah aku cuma pengen berbagi ilmu. Kalo dirasa ga perlu kan tinggal gausah baca. Blog aku ini, kan suka-suka aku mau posting apa *ceritanya lagi judes* hahaha. Besok praktikum pertama kimia organik loooh. Bisa dibilang masih cukup pagi untuk memulai praktikum secara selama 3 semester kemaren, praktikum selalu dimulai minggu ke tiga, itu pun baru asistensinya. Yaudah deh langsung aja yaa kalo ngomongin minyak cengkeh, tentu gak akan lepas dari tanaman penghasil minyak cengkehnya yakan yakan hehehe. 


Jadi gini, Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras. Daun cengkeh berwarna hijau dan berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan pangkalnya menyudut,rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang daun tanpa tangkai berkisar 7,5-12,5 cm. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendek serta bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan, dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh kering akan berwarna cokelat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar matahari langsung. Di Indonesia. cengkeh cocok ditanam baik di daerah dataran rendah dekat pantai maupun di pegunungan pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut (Thomas, 1992)
Bunga cengkeh merupakan hasil utama tanaman cengkeh selain ganggang dan daunnya. Hasil penyulingan cengkeh berupa minyak atsiri atau terkenal dengan nama clove oil. Semua bagian tanaman, yaitu akar, batang, daun, dan bunganya mengandung minyak, tetapi kadar minyak paling tinggi terdapat pada bunga (20%), sementara bagian lainnya hanya 4-6%. Minyak cengkeh mengandung 70-93% eugenol (C10H12O2) (Kardinan, 2005)
Minyak daun cengkeh adalah minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan daun dan ranting tanaman cengkeh. Minyak daun cengkeh hasil penyulingan rakyat sering kali berwarna hitam kecokelatan dan kotor, sehingga untuk meningkatkan nilai jual dari minyak tersebut,perlu dilakukan pemurnian. Dari beberapa hasil pemurnian menunjukkan bahwa minyak dapat dimurnikan dengan metoda adsorpsi dan pengkelatan. Komponen minyak daun cengkeh dapat dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama adalah senyawa fenolat dengan eugenol sebagai komponen terbesar (70-80%). Kelompok kedua adalah senyawa non fenolat yaitu β-kariofeilen, α-kubeben, α-kopaen, humulen, δ-kadien, dan kadina 1,3,5 trien dengan β-kariofeilen sebagai komponen terbesar (15-20%). Eugenol mempunyai flavor yang kuat dengan rasa yang sangat pedas dan panas (Sastrohamidjojo, 2002)
Eugenol merupakan senyawa utama penyusun minyak cengkeh yang merupakan rumus molekul C10H12O2 dengan berat molekul 164,02. Penamaan secara IUPAC adalah 3(4-hidroksi 5-fenil) propena. Nama lain dari eugenol adalah 4-hidroksi, 3-metoksi, 1-alkil benzena. Adapun rumus strukturnya :
Kandungan eugenol dalam minyak cengkeh sekitar 70-90%. Eugenol memiliki titik didih 225oC, tidak larut dalam air namun larut dalam alkalis berair untuk membentuk anion fenolat. Eugenol bersifat asam dan dalam suhu kamar berupa cairan tidak berwarna atau sedikit kekuningan, berbau khas dan apabila terkena kulit rasanya perih. Eugenol larut dalam pelarut organik seperti eter dan larut dalam asetat dan tidak larut dalam air (Nimitz, 1991)

Daftar Pustaka
Kardinan, A. 2005. Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Jakarta : Andromeda Pustaka.
Nimitz, S. J. 1991. Experiment in Organic Chemistry : from Microsale to Macroscale. Englewood cliffs : Prentice Hall.
Sastrohamidjojo, H. 2002. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta : Kimia FMIPA UGM.
Thomas, A. N. S. 1992. Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta : Kanisius.