Friday, February 28, 2014

TANAMAN SORGUM



Kingdom         : Plantae
Subkingdom    : Tracheobionta
Superdivisi      : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Subkelas          : Commelinidae
Ordo                : Cyperales
Keluarga          : Poaceae
Genus              : Sorghum Moench
Spesies            : Sorghum bicolor (L.) Moench
Tanaman sorgum (Sorghum bicolor) merupakan tanaman graminae yang mampu tumbuh hingga 6 meter. Bunga sorgum termasuk bunga sempurna dimana kedua alat kelaminnya berada di dalam satu bunga. Bunga sorgum merupakan bunga tipe panicle (susunan bunga di tangkai). Rangkaian bunga sorgum berada di bagian ujung tanaman.
Bentuk tanaman ini secara umum hampir mirip dengan jagung yang membedakan adalah tipe bunga dimana jagung memiliki bunga tidak sempurna sedangkan sorgum bunga sempurna.
Morfologi dari tanaman sorgum adalah:
1.                  Akar    : tanaman sorgum memiliki akar serabut
2.                  Batang : tanaman sorgum memiliki batang tunggal yang terdiri atas ruas-ruas
3.                  Daun   : terdiri atas lamina (blade leaf) dan auricle
4.                  Rangkaian bunga sorgum yang nantinya akan menjadi bulir-bulir sorgum.
Pada daun sorgum terdapat lapisan lilin yang ada pada lapisan epidermisnya. Adanya lapisan lilin tersebut menyebabkan tanaman sorgum mampu bertahan pada daerah dengan kelembaban sangat rendah. Lapisan lilin tersebut menyebabkan tanaman sorgum mampu hidup dalam cekaman kekeringan.
Di Indonesia tanaman sorgum mempunyai beberapa nama, seperti gandrung, jagung pati, jagung centelan. Sorgum cukup toleran terhadap tanah yang kurang subur atau tanah kritis, sehingga lahan-lahan yang kurang produktif atau lahan tidur bisa ditanami. Tanaman sorgum toleran terhadap kekeringan dan genangan air, dapat diproduksi pada lahan marginal, serta relatif tahan terhadap gangguan hama dan penyakit. Keunggulan lainnya, umur panennya relatif pendek (55 hari) dan dapat tiga kali panen dalam sekali tanam.
Tanaman sorgum telah dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia. Tabel  1 di bawah ini menunjukkan daerah-daerah penghasil sorgum berdasarkan data yang terdapat di Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian (2007).
Tabel 2.1 Persebaran Daerah Penghasil Sorgum di Indonesia
Propinsi
Daerah Penghasil
Jawa Barat
Indramayu, Cirebon, Kuningan, Ciamis, Garut, Cianjur dan Sukabumi
Jawa Tengah
Tegal, Kebumen, Kendal, Demak, Grobogan, Boyolali, Sukoharjo dan Wonogiri
DI. Yogyakarta
Kulon Progo, Sleman, Bantul dan Gunung Kidul
Jawa Timur
Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Sumenep, Pasuruan, Probolinggo, Malang dan Lumajang
NTB
Lombok Tengah, Sumbawa, Dompu dan Bima
NTT
Sumba Barat, Sumba Timur, Manggarai, Ngada, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, Alor, Timor Tengah Utara, Kupang, Belu, Timor Tengah Selatan dan Rote Ndao
Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian (2007).
Sorgum merupakan tanaman yang mempunyai banyak kegunaan. Hampir seluruh bagian dari tanaman sorgum seperti biji, tangkai biji, daun, batang dan akar dapat dimanfaatkan. Produk-produk turunan seperti gula, bioetanol, kerajinan tangan, pati, biomas dan lain-lain merupakan beberapa produk yang dapat dihasilkan dari tanaman sorgum.
Saat ini sorgum masih dimanfaatkan hanya sebatas potensi utamanya saja yaitu dari bijinya. Adapun potensi lainnya seperti akar, daun dan tangkai biji hanya dimanfaatkan seadanya saja seperti untuk pakan ternak dan kompos. Padahal menurut penelitian Bradbury & Haque (2001:109), pada daun sorgum terdapat kandungan glikosida sianogenik yang cukup tinggi. Glikosida sianogenik merupakan komponen paling penting dalam sistem pertahanan tumbuhan.
Menurut penelitian Bradburry & Haque (2001:113) tidak ada kandungan dhurrin (jenis glikosida sianogenik) yang terdapat pada biji sorgum. Kandungan glikosida sianogenik paling banyak terkandung pada daun sorgum muda yang berusia sekitar seminggu yaitu sebanyak 750-790 ppm (mg HCN/ kg daun).

Sunday, February 9, 2014

POP UP BOOK!

Haiiii, mungkin ini postingan bisa dianggep telat banget-banget-bangett...
Aku mau posting tentang pop up book buatanku. Ini aku buat khusus untuk pongkiana bala-bala sentausa yang berulang tahun ke-18 bulan agustus tahun kemaren *halahh
Bahan dan alatnya sama kok kayak buat scrapbook. Yang beda cuma tekniknya. Aku ngulang beberapa kali per halamannya. Iya soalnya buat pop up butuh ketelitian. Salah-salah kertasnya kepotong, ngulang lagi deh.


Saturday, February 8, 2014

MANUSIA SEBAGAI AGEN PEREDUKSI AIR BERSIH DI BUMI

        Bumi adalah planet yang sebagian besar permukaannya diselimuti oleh air. Jumlah air meliputi 70% permukaan bumi dengan jumlah kira-kira 1,4 miliar kilometer kubik. Air mengalir dari sungai menuju ke laut, menguap menjadi awan, jatuh sebagai hujan, sebagian digunakan oleh makhluk hidup sebagian lagi mengalir dari sungai menuju ke laut dan begitu seterusnya membentuk siklus yang dinamakan siklus air. Karena ada siklus air tersebut, air bisa ditemukan di mana-mana.
Walaupun air meliputi 70% permukaan bumi, namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang dapat benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air, kira-kira 97%, ada dalam samudera atau laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada, hampir semuanya, kira-kira 87 persennya, tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah.
Dengan 0,003% jumlah air tersebut semua manusia di bumi harus berbagi agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari yang bisa dikatakan tidak sedikit. Dulu ketika jumlah penduduk di bumi belum terlalu banyak, ketersediaan air tidak menjadi masalah. Tapi ketika jumlah penduduk di bumi mencapai lebih dari 7 miliar, ketersediaan air mulai menjadi masalah serius dan ramai diperbincangkan.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2010, kelangkaan air dunia paling parah terjadi di kawasan Afrika. Sedangkan untuk Asia Tenggara adalah Indonesia, khususnya di Jawa dan sepanjang pantai utara. Jumlah penduduk yang semakin banyak berbanding lurus dengan kebutuhan air dan berbanding terbalik dengan suplai air yang tersedia di alam. Suplai air yang sedikit diperparah dengan pencemaran air oleh bakteri ataupun limbah logam lainnya.
Saat ini banyak sekali ditemui air sungai yang keruh, kotor, dan warnanya bisa berganti-ganti setiap harinya. Menarik tetapi menyedihkan mengingat warna yang ada pada air tersebut menandakan bahwa air tersebut sudah tidak bersih lagi atau dengan kata lain air sungai telah tercemar oleh limbah pabrik. Dari kondisi ini, timbul pertanyaan mengenai siapa sebenarnya agen yang paling berperan dalam proses “reduksi” air bersih di dunia ini.
 Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya lainnya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, jumlah air di bumi mencapai 1,4 miliar kilometer kubik, berarti 0,003%  air yang bisa dimanfaatkan besarnya mencapai 42 ribu kilometer kubik. Sementara itu menurut survey Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta karya, Departemen PU tahun 2006 pemakaian air rata-rata rumah tangga di perkotaan di Indonesia sebesar setiap orang 144 liter atau 0,0144 kilometer kubik perharinya. Pemakaian terbesar adalah untuk keperluan mandi sebesar 60 liter perhari perorang atau 45 persen dari total pemakaian air. Berarti dalam setahun setiap orang menghabiskan 52,56 kilometer kubik air. Bayangkan saja kalau jumlah penduduk di bumi mencapai 7 milyar, berapa air yang diperlukan dan bayangkan bila semakin lama jumlah penduduk semakin tak terkendali. Apakah kebutuhan dengan suplai air yang tersedia sudah memadahi? Tentu saja tidak. Keadaan ini diperparah dengan tercemarnya air oleh limbah-limbah pabrik yang tidak bertanggung jawab, yang asal membuang limbahnya tanpa mengolahnya terlebih dahulu, jumlah air bersih akan semakin berkurang.
Alam memang memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang telah tercemar dengan proses pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian tanah, pasir, bebatuan dan mikro organisme yang ada di alam sekitar kita. Jumlah pencemaran yang sangat masal oleh manusia membuat alam tidak mampu mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan untuk memurnikan pencemaran yang terjadi. Sampah dan zat seperti plastik, DDT, deterjen dan sebagainya yang tidak ramah lingkungan akan semakin memperparah kondisi pengrusakan alam yang kian hari kian bertambah parah.

Dari pembahasan di atas, sudah jelas bahwa manusia adalah agen utama pereduksi air bersih di dunia ini. Seiring dengan kemajuan teknologi, sudah banyak alternatif untuk mengatasi kelangkaan air bersih di dunia. Salah satu contohnya adalah dengan pemurnian air. Tapi teknologi saja tidak cukup untuk mengatasi kelangkaan air bersih. Kesadaran dari tiap individu juga sangat membantu mengatasi kelangkaan air bersih. Beberapa hal yang bisa dilakukan penduduk bumi adalah memakai air sesuai kebutuhan, mengurangi penggunaan detergen, mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia yang dapat mencemari air, tidak membuang sampah di sungai, tidak menebang pohon secara besar-besaran karena pohon bisa menyerap air agar tidak menjadi banjir, dan masih banyak hal lainnya yang bisa dilakukan. Kalau semua penduduk berpartisipasi, kelangkaan air bersih pasti tidak akan terjadi. Save water, because the world is in your hand. J

Biologi dilihat dari Perspektif Islam

Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Dalam pendidikan agama Islam banyak sekali dijumpai materi yang berhubungan dengan kehidupan. Isyarat – isyarat Allah yang dituangkan dalam Al Qur’an tentang makhluk – makhluk hidup merupakan motivasi atau dorongan untuk mengembangkan akal pikiran dalam rangka menguak sedikit rahasia – rahasia kehidupan di muka bumi ini.
Setelah satu contoh dapat dilihat dalan firman Allah yang tertuang dalam bagian akhir surat Al Ambiya’ ayat 30 sebagai berikut:
يُؤْمِنُونَ أَفَلَ   حَيٍّ شَيْءٍ كُلَّالْمَاءِمِنَ وَجَعَلْنَا …
Artinya :”….Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Tapi mengapakah mereka tidak juga beriman”.(Qs Al Anbiya’ : 30)
Ayat tersebut member petunjuk bahwa Allah SWT telah menciptakan kehidupan (Al Hayyah) dari air (sebagai bahan baku), atau tiap –tiap benda hidup berasal dari air, artinya tanpa air tidak aka nada penghidupan. Menurut ilmu pengetahuan, kata “air atau ma’a” dalam bahasa arab, dapat berarti hujan, air laut atau benda yang encer.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat petunjuk- petunjuk Allah dalam ayat berikut:
Ø  Air dalam arti “ Air hujan” :
و ا نز ل من ا لسما ء ما ء فاء خر جنا به ا ز و ا جا من نبا ت شتى
Artinya: “…Dan menurunkan dari langit air hujan, maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis – jenis dari tumbuh – tumbuhan yang bermacam – macam”. (Qs.Thoha:53)
Ø  Air dalam arti “benda encer”(spermatozoa/mani) :
خلق ا لا نسا ن من نطفة
Artinya: “ Dia telah mencipyakan manusia dari air mani (sperma)…..”. (QS.An Nur : 45).
Ayat – ayat tersebut di atas member isyarat bahwa mahluk hidup seperti manusia, binatang dan tumbuh- tumbuhan merupakan makhluk hidup yang telah diciptakan Allah dari air atau benda cair (encer).
            Untuk lebih memahami tanda –tanda kekuasaan Allah tentang seluk beluk makhluk hidup ini perlu dukungan ilmu pengetahuan (sains) dan manusia sebagai makhluk paling sempurna yang dilengkapi dengan akal dan fikiran serta dinobatkan sebagai khalifah fil ardi (penguasa di muka bumi) diberi tugas dan wewenang untuk mengamati , meneliti, mengembangkan akal fikiran, mengembangkan kreativitas dan menganalisa spesies- spesies makhluk hidup dengan dua tujuan yaitu: Pertama, untuk membuktikan tanda – tanda kekuasaan dan kebesaran Allah semakin mantap. Kedua, untuk memgelola dan mengolah kehidupan di muka bumi ini sehingga dapat member manfaat dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia itu sendiri.

            Ilmu pengetahuan kealaman (natural science) khususnya tentang tentang biologi atau ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup sangat terbatas, dibandingkan dengan luasnya ciptaan Allah. Oleh, karena itu Allah SWT member isyarat kepada manusia untk mengembangkan akal fikiran (belajar) dan mengembangkan konsep – konsep ilmiah dalam rangka menguak rahasia – rahasia kehidupan agar benar – benar yakin akan tanda-tanda kekuasan dan kebesaran Allah, dan manusia tidak menyombongkan diri dimuka bumi ini, karena manusia itu sendiri merupakan makhluk ciptaan Allah.