Wednesday, October 3, 2018

SUKA DUKA PEJUANG KRL JABODETABEK

Setelah kurang lebih satu semester hidup di Depok, aku mulai terbiasa dengan kebiasaan orang-orang yang ada di sini. Macet di mana-mana, kalo berangkat kuliah harus lebih pagi biar ga telat, maklum aku kan pejuang pintu perlintasan KRL hahahaha. Kalo pas kereta ga lewat, berangkat ke kampus bisa tuh 10 menit, tapi kalo keretanya lagi banyak, yang tadinya 10 menit bisa jadi 30 menit nyampe ke kampus. Padahal dulu kalo ke kampus, dengan jarak yang sama, aku bisa berangkat lima menit sebelum jam masuk. Wah tapi jangan dicontoh ya, berangkat ke kampus emang harusnya pagi sih biar kalo ada apa-apa tetep bisa dateng tepat waktu. Selain macet, aku juga jadi terbiasa dengan yang namanya naik KRL. Moda transportasi ini termasuk moda transportasi favorit warga jabodetabek gais.

Selain Pejuang KRL, ada juga Pejuang Pintu Perlintasan KRL lho hahahaha

Monday, October 1, 2018

SINTESIS ASAM SALISILAT (Pendekatan Diskoneksi)

Bagi kalian mahasiswa jurusan kimia murni yang sudah belajar kimia organik, baik kimia organik 1, 2, bahkan 3, tahap selanjutnya adalah kalian harus memahami bagaimana suatu senyawa organik itu dibuat atau disintesis. Oleh karena itu biasanya di semester selanjutnya akan ada mata kuliah “Sintesis Organik” atau di beberapa universitas diberi nama “Sintesis Kimia Organik”. Umumnya, hampir semua kampus mewajibkan mata kuliah ini, tapi ada beberapa kampus yang tidak mewajibkan mata kuliah ini. Jadi di beberapa universitas tersebut, mata kuliah Sintesis Kimia Organik hanya diwajibkan untuk mahasiswa dengan peminatan kimia organik.
Metode belajar yang paling sering digunakan adalah pendekatan diskoneksi. Apa itu pendekatan diskoneksi? Pendekatan diskoneksi adalah pemutusan ikatan secara imaginer yang digunakan untuk memahami bagaimana suatu senyawa dihasilkan dari bahan awalnya. Jadi dalam mempelajari sintesis kimia organik, kita diajari untuk mendesain suatu senyawa. Biasanya kita hanya diberi tau bagaimana struktur senyawa targetnya, lalu kita ditugaskan untuk mendesain kira-kira senyawa tersebut disintesis dari senyawa apa, dan bagaimana jalurnya.

Tuesday, September 18, 2018

KROMATOGRAFI PERTUKARAN ION

Kromatografi pertukaran Ion (Ion Exchange Chromatography) merupakan teknik analisis yang penting untuk pemisahan senyawa ionik. Teknik ini merupakan bagian dari kromatografi ion. Kromatografi pertukaran ion juga merupakan bagian dari kromatografi cair karena fase gerak yang digunakan berupa cairan atau larutan, melibatkan kolom pemisahan dan detektor untuk menganalisis senyawa yang dielusi dari kolom. Kromatografi pertukaran ion dapat diterapkan untuk penentuan analit yang bersifat ionik, seperti anion anorganik, kation, logam transisi, dan asam organik dengan berat molekul rendah dan bersifat basa. Metode ini dapat digunakan untuk hampir semua jenis molekul bermuatan termasuk protein besar, nukleotida kecil dan asam amino. Metode ini juga sering digunakan untuk identifikasi dan kuantifikasi ion dalam berbagai matriks1.
Kromatografi penukar ion merupakan teknik yang dirancang khusus untuk pemisahan senyawa bermuatan berbeda atau senyawa yang dapat terionisasi, terdiri dari fase gerak dan stasioner/ fasa diam yang serupa dengan teknik kromatografi cair lainnya yang berbasis kolom3-5. Fasa gerak terdiri dari sistem buffer atau penyangga yang berperan untuk memisahkan senyawa campuran. Fase diam biasanya dibuat dari matriks organik yang bersifat inert dengan gugus fungsi terionisasi yang membawa ion bermuatan berlawanan yang dapat dipindahkan5. Analit yang mengandung kation dipisahkan pada kolom  berisi resin penukar kation sedangkan analit yang mengandung anion dipisahkan pada kolom berisi resin penukar anion4.

Sunday, September 16, 2018

Small World Purwokerto vs DeVoyage Bogor, Which One?

Normalnya manusia, pasti pernah merasakan stress. Tugas kuliah numpuk, kerjaan gak beres, masih harus ngurus keluarga (bagi yang udah punya), belum lagi kalo ada masalah sama dosen, sama atasan, masalah sama temen, sama keluarga, or something like sepet liat tetangga yang suka nyinyir, temen yang suka komentar ih mukanya kenapa dah kaya parutan kelapa banyak gitu jerawatnya, terus sodara yang berisik nanya kapan lulus? Kapan nikah? Ih suaminya kok jelek sih nemu di mana? Kapan punya anak? Kapan nambah anak? Kerja di mana ih gajinya kok cuma segitu? Kuliah lagi? Buat apa paling juga kaga kepake… hahaha ya gitu kan kira-kira permasalahan umat di dunia ini? Kalo cuma sekali dua kali gitu sih ga masalah ya, tapi kejadian yang aku sebutin di atas tuh pasti berulang-ulang kali terjadi entah sama orang yang sama, entah beda. Kalo udah kaya gini, pasti rasanya pengen kabur ke manaaa gitu. Eh ini kok seperti aku… sedang curhat sih wkwkwk.
Sebenernya aku bukan tipe-tipe orang yang suka travelling sih. Tapi aku suka main, sama temen. Jadi momen yang aku buat adalah pertemuan dengan teman-temanku. Artinya aku gak peduli tempatnya di mana asal ketemu kamu aku oke, eaaa wkwkw. Walaupun kadang juga bosen dan akhirnya memutuskan untuk mencari destinasi yang lebih oke sih, tapi itu jarang.

Wednesday, September 12, 2018

PKL di Industri Farmasi? (Part 2)


Setelah kemaren cerita lumayan panjang tentang alasan kenapa aku PKL lagi dan sedikit tentang CPOB di industri farmasi (klik), kali ini aku mau ceritain tentang apa aja yang aku lakuin selama PKL, mungkin cuma sebagian tapi udah mencakup semuanya kok. Di perusahaan tempat aku PKL ini, aku masuk ke beberapa departemen yang kerjanya di laboratorium, ada namanya Departemen Metode Analisa, Departemen Quality Control, Departemen Research and Development (R&D), dan Departemen Quality Assurance.

Tuesday, September 11, 2018

PKL di Industri Farmasi? (Part 1)


Emang S2 ada PKL? Wajib gak?

Yaelah gak wajib? Kalo aku sih mending liburan aja di rumah…

Dibayar berapa?

***

Sunday, May 20, 2018

MASIH KEPO SAMA JURUSAN KIMIA MURNI?

Sebelum aku ngetik panjang kali lebar, mungkin kalian bisa baca dulu postingan aku yang setipe dengan ini. Klik aja sini. Sebenernya tulisanku yang ini ga akan beda-beda jauh sama postingan sebelumnya. Aku cuma mau nambahin aja sih, for your information ternyata masih banyak dedek-dedek maba yang butuh pencerahan tentang jurusan kimia murni. Semenjak aku nyantumin ID LINE di kolom komentar, mulai banyak dedek-dedek yang nanya via chat.
Aku ga merasa terganggu sih dengan chat kalian, justru salut karena kalian antusias dalam menyambut dunia perkuliahan kalian. Dan menurutku tahun pertama kuliah itu emang wajib kalian bener-bener mengetahui apakah jurusan ini cocok buat kalian atau tidak. Kalo kalian ngerasa ga cocok, boleh banget kok tahun depannya kalian daftar di tempat lain. Itu akan jauh lebih baik daripada kalian memaksakan diri untuk lanjut tapi kalian ga enjoy. Nanti jangan sampai kalian lulus dan bilang “aku mau cari kerja kantoran aja, ga mau ngurusin bahan kimia lagi”, “males ah kerja di lab”, “kerja di lab capek, gajinya kecil” dan lain-lain.
Banyak kok temen-temen yang ikut tes lagi di tahun keduanya karena merasa ga cocok. Bahkan ada yang coba di tahun ketiga. Kalo ini sih menurutku, membuang-buang waktu yak. Meskipun ga ada yang salah dengan keputusannya. Tapi alangkah lebih baik kalau kita benar-benar mendefinisikan apa yang kita mau sedini mungkin, ga usah buru-buru asal tetep inget waktu. Aku sendiri sih tipe-tipe orang yang males ribet lagi dan males buang-buang waktu. Pada waktu itu aku berpikir, perjalananku buat bisa masuk ke jurusan ini tuh ga gampang. Aku harus gagal dulu berkali-kali (waktu itu di SNMPTN dan SBMPTN aku daftar jurusan pendidikan dokter), jadi ketika pada akhirnya aku masuk jurusan kimia aku langsung mikir “Oh ini berarti pilihan Allah buat aku, berarti aku harus bener-bener tanggung jawab di sini”. Sampai saat ini pun, aku masih suka berurusan dengan bahan-bahan kimia.

Monday, April 9, 2018

RASANYA CARI KOST DI UI?

Kata orang-orang, nyari tempat kost itu sama kaya nyari jodoh. Setiap orang punya standar kost idamannya masing-masing. Ada yang nyari berdasarkan harga, jarak atau lokasinya, kebersihannya, penghuninya, tetangganya, sampai pemiliknya. Biasanya itu aja sih yang jadi patokannya, gausah lah sampe ngeliat rumahnya hadap ke mana, keramiknya warna apa, berapa jumlah anak tangganya, cat temboknya merk apa, atau jenis menu masakan warteg di sekitarnya, hmm... bakal lebih ribet dari nyari jodoh ini sih jadinya.
Sebagai pendatang baru di Depok tercinta ini, daku akan menceritakan pengalaman mencari kost di sekitar UI. Cerita ini berawal saat aku membuka pengumuman SIMAK Pascasarjana UI bulan Desember lalu. Kalo inget perjuangan sampai ke Depok waktu ujian SIMAK satu bulan sebelumnya, dan inget kejadian-kejadian menyebalkan yang menyertainya, sejujurnya keputusan untuk berkuliah di tempat ini antara iya dan tidak. 
Ketika memutuskan untuk berkuliah di tempat ini, banyak kekhawatiran yang tiba-tiba muncul di benak. Pertanyaan-pertanyaan seperti "yakin nih kampus sana lebih bagus?" "yakin kuliah jauh?" "hidup di sana mahal loh, sanggup?" "mau pulang berapa bulan sekali?" "harga tiketnya mahal ya?" "orang sana galak-galak loh, berani?" "di sana sering macet ya?" "hati-hati ya di sana banyak penjahat" dan sebagainya.