Monday, April 9, 2018

RASANYA CARI KOST DI UI?

Kata orang-orang, nyari tempat kost itu sama kaya nyari jodoh. Setiap orang punya standar kost idamannya masing-masing. Ada yang nyari berdasarkan harga, jarak atau lokasinya, kebersihannya, penghuninya, tetangganya, sampai pemiliknya. Biasanya itu aja sih yang jadi patokannya, gausah lah sampe ngeliat rumahnya hadap ke mana, keramiknya warna apa, berapa jumlah anak tangganya, cat temboknya merk apa, atau jenis menu masakan warteg di sekitarnya, hmm... bakal lebih ribet dari nyari jodoh ini sih jadinya.
Sebagai pendatang baru di Depok tercinta ini, daku akan menceritakan pengalaman mencari kost di sekitar UI. Cerita ini berawal saat aku membuka pengumuman SIMAK Pascasarjana UI bulan Desember lalu. Kalo inget perjuangan sampai ke Depok waktu ujian SIMAK satu bulan sebelumnya, dan inget kejadian-kejadian menyebalkan yang menyertainya, sejujurnya keputusan untuk berkuliah di tempat ini antara iya dan tidak. 
Ketika memutuskan untuk berkuliah di tempat ini, banyak kekhawatiran yang tiba-tiba muncul di benak. Pertanyaan-pertanyaan seperti "yakin nih kampus sana lebih bagus?" "yakin kuliah jauh?" "hidup di sana mahal loh, sanggup?" "mau pulang berapa bulan sekali?" "harga tiketnya mahal ya?" "orang sana galak-galak loh, berani?" "di sana sering macet ya?" "hati-hati ya di sana banyak penjahat" dan sebagainya.

Friday, December 15, 2017

Pengalaman Ikut Seleksi Masuk Pascasarjana ITS

Setelah kemaren chit-chat panjang lebar bahas SIMAK Pascasarjana UI, kali ini aku bakalan bahas tentang Seleksi Masuk Istitut Teknologi Sepuluh Nopember (SMITS) tentu khusus untuk program pascasarjananya. Kenapa aku daftar di dua tempat dan pilihnya UI sama ITS? Singkatnya, yang aku tau cuma dua kampus ini yang program S-2 Kimia nya terakreditasi A dan buka pendaftaran di semester genap.
Ada banyak perbedaan dari dua kampus ini di sistem penerimaan mahasiswa barunya. Kalau UI hanya membuka pendaftaran satu kali, ITS membagi seleksi masuknya ke dalam dua gelombang. Gelombang pertama di buka pada tanggal 2 Oktober s.d. 3 November 2017, bener-bener sama kaya pendaftaran SIMAK UI kemaren. Tapi untuk gelombang kedua, dibuka tanggal 14 November s.d. 30 November 2017.

Wednesday, December 13, 2017

Pengalaman Ikut SIMAK Pascasarjana UI

Setelah lulus dari perguruan tinggi, rata-rata orang pasti berpikir apakah dia akan melanjutkan kuliah lagi atau bekerja terlebih dulu. Bahkan beberapa juga nambahin nikah di daftar pilihannya. Berhubung aku masih LDR-an sama jodoh tak kasat mata, jadi nikah dicoret dulu lah ya gamungkin juga nikah sama kucing tetangga. Aku sendiri cukup galau menentukan pilihan mana yang paling tepat buatku. Padahal juga udah dari setahun yang lalu semedi mencari inspirasi, muhasabah diri, mencari jawaban terbaik untuk saat ini.
Memang dari dulu jawaban yang aku dapatkan adalah lanjut kuliah lagi. Tapi untuk sampai pada titik ini, banyak persimpangan yang harus aku pilih untuk aku lalui. Ya gitu deh, sama kaya waktu ngerjain skripsi, nangis sudah bukan hal yang aneh lagi.
Dari awal, aku cuma pengen lanjut kuliah di magister kimia UGM. Bener banget! Selain kampusnya yang lebih bagus dari kampusku waktu kuliah sarjana, tempatnya ga jauh-jauh banget dari rumah, dan kotanya juga hmmm menurutku nyaman untuk ditinggali, dijadikan rumah kedua untuk sementara waktu. Sayangnya aku baru tau kalo UGM cuma buka pendaftaran setahun sekali. It means aku harus nunggu setahun lagi biar bisa kuliah di kampus ini. Dan belum tentu juga diterima. Singkatnya, magister kimia ITB ternyata juga ga buka pendaftaran di semester ini. Dari sekian banyak kampus, hanya UI dan ITS lah yang masuk kriteriaku. Nanti aku bakal jelasin keduanya, tapi sekarang aku mau jelasin yang UI dulu ya!

Sumber: simak.ui.ac.id

Monday, November 20, 2017

Novel Jingga untuk Matahari (by Esti Kinasih)



Judul           : Jingga untuk Matahari
Penulis       : Esti Kinasih
Penerbit      : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit          : Cetakan pertama, Januari 2017
Tebal           : 448 hlm, 20 cm
ISBN          : 978-602-03-3723-4

Ari dan Tari menjalani hari-hari penuh pelangi. Tari bahagia karena ternyata Ari cowok lembut dan penuh perhatian. Sedangkan Ari gembira luar biasa ketika mendengar Ata dan Mama akhirnya kembali ke Jakarta.
Namun, tanpa Ari ketahui, selama ini Ata menyimpan kepedihan yang membuatnya bertekad melampiaskannya kepada Ari dan Papa. Saat itulah Ari menyadari ada “kisah” yang dia tidak tahu di antara papa dan mamanya.
Sementara itu, Tari mulai bingung menata hati. Karena pada saat rasa sayangnya untuk Ari semakin tumbuh, Angga muncul lagi dan “nembak” langsung. Sebenarnya, apa yang menjadi alasan Angga begitu dendam pada Ari dan bertekad merebut seseorang yang paling berharga darinya?
“Kalo lo ngincer cewek yang udah punya cowok, rebut dia di depan cowoknya. Jangan di belakang,” kalimat Ata itu terus terngiang di benak Angga.

***