Thursday, September 15, 2011

KERAJAAN KUTAI HINDU (KUTAI MARTADIPURA)


 
Kutai adalah kerajaan hindu tertua di Indonesia, yang diperkirakan muncul pada abad 5 M atau ± 400 M
A.    Letak
Kerajaan Kutai terletak di daerah Muarakaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam.

B.     Sumber Sejarah

o                   Dari dalam negeri            
Tujuh buah prasasti yang tertulis pada Yupa, Yupa adalah tiang/tonggak kayu yang dipergunakan untuk menambatkan binatang kurban. Prasasti ini ditulis dengan bahasa sansekerta dan huruf pallawa.
o                   Dari luar negeri
Agama hindu yang tersiar di Kalimantan Timur (Kutai) dari India Selatan dengan bukti sebagai berikut :
-                                                                Prasasti dengan huruf pallawa, hanya digunakan di India Selatan.
-                                                                Adanya kata Waprakeswara yaitu tempat pemujaan Dewa Siwa.
-                                                                Penggunaan nama berakhiran Warman adalah kebiasaan orang India Selatan.

C.    Kehidupan Politik
Raja Kutai Martadipura yang terkenal adalah Raja Mulawarman, yang merupakan putra dari Raja Aswawarman  dan cucu dari Raja Kudungga. Dalam kehidupan sosial terjadi hubungan yang harmonis antara Raja Mulawarman dengan kaum Brahmana. Dalam prasasti Yupa dijelaskan bagaimana Raja Mulawarman memberi persembahan emas yang sangat banyak dan sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.
Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Kutai :
1.      Maharaja Kudungga
2.      Maharaja Aswawarman
3.      Maharaja Mulawarman
4.      Maharaja Marawijaya Warman
5.      Maharaja Gajayana Warman
6.      Maharaja Tungga Warman
7.      Maharaja Jayanaga Warman
8.      Maharaja Nalasinga Warman
9.      Maharaja Nala Parana Tungga
10.  Maharaja Gadingga Warman Dewa
11.  Maharaja Indra Warman Dewa
12.  Maharaja Sangga Warman Dewa
13.  Maharaja Candrawarman
14.  Maharaja Sri Langka Dewa
15.  Maharaja Guna Parana Dewa
16.  Maharaja Wijaya Warman
17.  Maharaja Sri Aji Dewa
18.  Maharaja Mulia Putera
19.  Maharaja Nala Pandita
20.  Maharaja Indra Paruta Dewa
21.  Maharaja Dharma Setia
D.    Kehidupan Ekonomi
Dalam segi kehidupan ekonomi tidak dijelaskan secara pasti dalam prasasti, tetapi para ahli sejarah berpendapat bahwa dengan adanya sedekah 20.000 ekor sapi membuktikan perekonomian Kutai sudah kuat pada masa itu, yang didasarkan kepada pertanian, peternakan dan perdagangan.          
Mata pencaharian tersebut di atas dimungkinkan karena raja Mulawarman menghadiahkan kepada kaum Brahmana 20.000 ekor sapi. Ini dapat dijadikan indikasi bahwa populasi ternak cukup besar pada waktu itu. Ia juga menghadiahkan segunung minyak kental dengan lampu, seperti yang tertulis dalam prasasti.

E.     Kehidupan Keagamaan
Dalam kehidupan budaya. Ia dapat dikatakan kerajaan Kutai sudah maju, walaupun penganut Hindu belum lama diterima. Hal ini dibuktikan melalui upacara penghinduan (pemberkatan memeluk agama Hindu) atau disebut upacara Vratyastoma.
Upacara Vratyastoma dilaksanakan sejak pemerintahan Aswawarman karena Kudungga masih mempertahankan ciri-ciri ke Indonesiaannya sedangkan yang memimpin upacara tersebut, menurut para ahli dipastikan adalah para pendeta (Brahmana) dari India. Tetapi pada masa Mulawarman kemungkinan sekali upacara penghinduan tersebut dipimpin oleh pendeta/kaum Brahmana dari orang Indonesia asli. Dengan adanya kaum Brahmana asli orang Indonesia membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, terutama dalam hal penguasaan terhadap bahasa Sansekerta pada dasarnya bukanlah bahasa rakyat India sehari-hari, melainkan lebih merupakan bahasa resmi kaum Brahmana untuk masalah keagamaan.

F.     Sebab-sebab Keruntuhan
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan pasukan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Raja Kerajaan Kutai Kartanegara selanjutnya menamakan Kerajaan Kutai Martadipura menjadi Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

No comments:

Post a Comment