Sudah hampir 3 bulan aku mengurangi kegiatanku di luar rumah karena anjuran #dirumahaja. Aku masih ingat saat membaca berita tentang kasus pertama COVID-19 yang terkonfirmasi di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, aku sedang berada di Bandung dan akan kembali menuju Depok, tempat tinggal sementaraku selama kuliah. Hari itu dan beberapa hari setelahnya, banyak keluarga dan teman-temanku yang menanyakan kabarku, mengkhawatirkan bagaimana keadanku di sana, dan menasehatiku agar lebih berhati-hati saat ada kegiatan di luar. Yap, kasus pertama COVID-19 di Indonesia memang berasal dari warga yang tinggal di Depok, jadi aku merasa wajar jika orang-orang di sekitarku mengkhawatirkanku. Aku cukup terharu saat menyadari hal ini :”)
Pada saat itu, kasus COVID-19 di Indonesia masih bisa dihitung dengan satu jari. Jadi aku masih agak santai berkegiatan di luar. Aku gak nyangka bahwa 3 bulan setelahnya, kasusnya bisa mencapai puluhan ribu. Lima hari setelah kasus pertama COVID-19 terkonfirmasi, aku memutuskan untuk pulang ke kampung halamanku. Dan aku juga gak nyangka itu jadi keputusan terbaik yang pernah kuambil karena dua minggu setelahnya, keluar-masuk jabodetabek menjadi hal yang gak dianjurkan.
Selama 3 bulan #dirumahaja, aku melakukan banyak hal. Apapun kulakukan asal aku gak bosan. Mulai dari nonton drama korea, baca buku, nonton tv, nulis di blog, sampai bercocok tanam. Sebenernya yang bercocok tanam, bapak aku sih ehehe. Bapak emang hobinya bercocok tanam dari dulu. Duluuuu banget, halaman belakang rumah sempet penuh sama tanaman anggrek yang lama kelamaan mati gak keurus. Alhamdulillah masih ada sisanya beberapa. Nah waktu awal masa pandemi, bapak makin iseng beli bibit tanaman seperti bayam merah, kangkung, cabe, terung, caisim, dan pakcoy. Bapak juga sempet beli pupuk buat media tanam bibit-bibit ini. Terniat…
Dari sekian banyak bibit yang dibeli, tanaman bayam merah dan kangkung-lah yang paling banyak tumbuh. Dan yang paling susah tumbuh adalah pakcoy, hmmm bahkan si pakcoy gak numbuh sama sekali di pekarangan rumah. Jadi aku akan memulai cerita bercocok tanam dari tanaman kangkung terlebih dahulu. Ini adalah tanaman kangkung pertama yang tumbuh di pekarangan rumah. Kira-kira foto ini diambil waktu tanaman ini berumur 3-4 hari setelah ditanam.
Tanaman Kangkung Kecil |
Sekedar pengetahuan aja, tanaman kangkung ini diklasifikasikan dalam Divisi Tracheophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo Solanales, Famili Convolvulaceae, Genus Ipomoea L., dan memiliki nama latin Ipomoea aquatica Forsk. Aku seneng banget makan cah kangkung, jadi waktu dia tumbuh pertama, aku sudah membayangkan enaknya makan cah kangkung pake nasi ehehe. Ternyata, tanaman kangkung ini memiliki sistem perakaran tunggang. Menurut sumber yang aku baca, akar tanaman kangkung ini dapat menembus kedalaman tanah sampai dengan 100 meter.
Ada yang unik dari tanaman kangkung yang ada di pekarangan rumahku ini. Biasanya kalo beli kangkung di pasar, tanaman kangkung memiliki panjang standar sekitar 30-40 cm. Bentuknya juga tegak, ada tunas-tunas kecil seperti bakal percabangan, namun tanaman kangkung yang ada di rumah ini tumbuh menjalar. Aku sempat meragukan apakah sebenarnya tanaman ini bukan tanaman kangkung? Sempat bertanya-tanya apakah dia sepupunya tanaman kangkung? Atau dia bermutasi karena tidak terbiasa dengan kondisi tanah di rumahku? OK cukup.
Setelah aku browsing, ternyata tanaman kangkung memang terdiri dari 2 jenis, yaitu kangkung air dan kangkung darat. Yang tumbuh tegak ke atas adalah kangkung darat, sementara kangkung air tumbuhnya menjalar. Berarti, kangkung yang ada di pasar biasanya adalah kangkung darat karena terlihat tumbuh tegak ke atas. Aku juga mencoba menanam kangkung yang aku beli di pasar. Dari 5 tanaman kangkung yang ditanam, hanya 1 yang berhasil tumbuh.
Ternyata, tanaman kangkung yang berhasil tumbuh itu yang memiliki tunas-tunas atau bakal cabang. Dan memang tanaman ini tumbuh ke atas bukan tumbuh menjalar seperti teman-temannya di pekarangan rumah. Ini dia wujud tanaman kangkung yang ada di pekarangan rumah. Foto ini diambil setelah 2 bulan ditanam. Kalo kalian perhatikan lagi, bentuk tanamannya udah gak karuan. Memang ada yang terlihat tumbuh ke atas kayak kangkung yang ada di pasar. Tapi kalau ditunggu beberapa hari lagi, tumbuhnya udah gak ke atas lagi kayak tanaman yang terkapar rebahan di tanah (coba kalian amati lagi).
Tanaman Kangkung Besar |
Nah kalo yang ini, adalah foto tanaman bayam merah. Sebenernya tanaman bayam merah ini ditanamnya barengan sama tanaman kangkung, tapi entah kenapa dia tumbuh lebih lama dibanding tanaman kangkung. Bayam merah ini diklasifikasikan dalam Divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo Caryphyllales, Famili Amaranthaceae, Genus Amaranthus, dan memiliki nama latin Amaranthus tricolor L.
Tanaman Bayam Merah |
Wujudnya sama seperti tanaman bayam hijau yang biasa kita makan, cuma beda di warnanya aja. Kalo kalian pernah liat gambar sop ungu (karena masaknya pakai kol ungu) yang rame di twitter, seperti itulah bayanganku ketika memasak bayam merah ini nantinya. Lagi-lagi bayam merah yang ada di pekarangan rumah ini agak beda dengan yang ada di google. Kalo aku search di google dengan kata kunci bayam merah, maka yang keluar adalah gambar tanaman bayam merah yang bener-bener full warnanya merah keunguan dari daun sampai batang-batangnya.
Tanaman Bayam Merah |
Entah kenapa tanaman bayam di pekarangan rumahku ini daunnya gak ikut merah. Warna batangnya emang merah keunguan, tapi daunnya hijau. Meskipun gak sehijau tanaman biasanya sih, hijaunya agak aneh ehehehe. Untuk kasus ini, aku belum menemukan jawabannya. Apakah dia sepupunya bayam merah? atau dia bayam merah kurang gizi? Atau dia bayam merah termutasi? Boleh dijawab di kolom komentar wkwkwk.
Tanaman selanjutnya yang ditanam di pekarangan rumah adalah terung. Di sini, tanaman terung yang ditanam ada 2 jenis, yaitu terung putih dan ungu. Tanaman terung diklasifikasikan dalam Divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo Solanales, Famili Solanaceae, Genus Solanum, dan memiliki nama latin Solanum melongena L. Ini adalah foto ketika tanaman terung baru saja tumbuh.
Tanaman Terung Kecil |
Dan ini adalah foto ketika tanaman terung tumbuh agak besar dan berbuah (berbuah?). Kebetulan yang keambil fotonya adalah terung putih karena terung ungunya kebetulan udah dipetik. Foto ini bukan berasal dari tanaman terung yang ditanam baru-baru ini. Jadi jauh sebelum masa pandemi, bapak udah menanam tanaman ini, makanya sekarang udah ada yang menghasilkan terung. Hmmm kalo ngomongin terung, jadi inget terung balado yang biasanya dibikin mama.
Tanaman Terung Besar |
Tanaman yang terakhir akan kuceritakan adalah cabai. Nah sayangnya aku gak tau cabai jenis apa yang ditanam di pekarangan rumah. Yang jelas bukan cabai hijau atau cabai merah. Sepertinya antara cabai rawit atau cabai setan(?). Ini adalah foto tanaman cabai yang baru saja ditanam.
Tanaman Cabai Kecil |
Sementara itu, ini adalah foto tanaman cabai yang ditanam jauh sebelum masa pandemi. Kalau kalian lihat cabainya, menurut kalian ini jenis cabai apa ya? wkwkwk. Menurut beberapa sumber, cabai sendiri diklasifikasikan dalam Divisi Spermatophyta, Kelas Dicotyledonae, Ordo Solanales, Famili Solanaceae, Genus Capsicum, dan memiliki nama latin Capsicum frutescens L. Itu adalah nama spesies dari cabai rawit, karena aku menganggap tanaman cabai yang ada di rumah adalah tanaman cabai rawit.
Tanaman Cabai Besar |
Kalau dengar istilah capsicum, aku jadi ingat senyawa Capsaicin. Senyawa itulah yang menyebabkan cabai berasa pedas dan panas. Capsaicin sendiri merupakan senyawa metabolit sekunder golongan alkaloid. Biasa digunakan juga untuk pereda nyeri, mengatasi gatal pada kulit, meredakan pilek, meningkatkan metabolisme, menurunkan berat badan, menyehatkan jantung, dan masih banyak yang lain. Kalau dilihat dari strukturnya, yang memiliki substituen fenolik, gugus amida, dan alkena, memang capsaicin memiliki bioaktivitas yang menarik untuk dipelajari. Mungkin aku akan mempelajarinya lebih lanjut. Tapi untuk saat ini, sampai di sini dulu ceritaku tentang bercocok tanam sayuran #dirumahaja. Semoga menghibur dan bermanfaat informasinya hehehe.
Referensi :
http://eprints.undip.ac.id/60136/3/BAB_II.pdf
https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kangkung/
http://repository.ump.ac.id/5713/3/TITIS%20ANDAYANI-%20BAB%20II.pdf
http://eprints.undip.ac.id/60132/3/BAB_II.pdf
https://www.alodokter.com/capsaicin-senyawa-pedas-dengan-beragam-khasiat
Wah telaten sekali bercocok tanamnya mba mutiara hehe
ReplyDeleteSaya juga ada sih tanam cabai dalam pot, lumayan buat iseng2..iseng2 berhadiah, soalnya harga cabe kadang2 up and down di kios sayur tempat saya. Jadi klo lagi panen di depan rumah berasa dapat jekpot
Tanaman lain aku baru coba coba kemangi n sirih :D
Tapi masih tahap memantau apa jadi tumbuh atau ga hehe
Kalo cabe sekarang lagi turun ya mba wkw semoga cabenya berbuah mbaaa semangat!
DeleteLama2 ga butuh kang sayur nih 😂
Penasaran foto2nya manna mbak? HIhihii.....Aku mah tanam-menanam cabai rawit dll yang ada suka mati. Padahal disiram dan awalnya diberi pupuk. Apa tangannya ga dingin ya hahaha :D
ReplyDeleteFoto-fotonya udah ada mbaa 😂 jangan2 read more nya ga kebaca ehehe
DeleteI didn't know there were several varieties of spinach.
ReplyDeleteHave a nice day :)
Yeaa now you know it. Maybe you can also try to grow it in your garden😉
DeleteMba Mutiara keren! :D hehe. Di rumah saya yang di Bali juga banyak tanaman tapi lebih ke tanaman hias, karena mba yang urus rumah suka sekali mengurus tanaman, akhirnya rumah saya jadi mirip hutan karena banyak tanaman di mana-mana ~ hehehe. Saya pribadi dari dulu ingin sekali bisa menanam hidroponik untuk selada dan sejenisnya, karena saya suka makan salad. Tapi berhubung saya orangnya nggak telaten seperti mba Mutiara, takut nanti nggak terawat yang ada mati semua tanamannya :3
ReplyDeleteJadi saya selalu salut dan kagum dengan orang-orang yang telaten mengurus tanaman, apalagi sayur mayur seperti foto-foto di atas. Mana ada sayur kangkung pula, salah satu favorit saya yang sangat susah didapatkan saat saya di Korea :< huhuhu. Eniho, semangat bertanam sayur di rumah mba :D
Haaa mba nya rumahnya Bali ya 😯 tahun lalu ke sana dan sekarang pengen ke sana lagiii huhu
DeleteSebenernya sy cuma nyiram aja mba ga ngapa2in, ga ngerasa se telaten itu wkwk. Coba aja mbaa, hmm bisa ga ya tanaman dari korea ditanam di indonesia. Tiba2 penasaran...
Asyik sekali di halaman rumah banyak tanaman sayuran. Kalau mau masak tinggal petik dan rasanya pun jauh lebih enak
ReplyDeleteTapi tumbuhnya juga lamaa, selama tumbuh tetep harus ke pasar juga 😂
DeleteDirimahaja Menanam sayuran
ReplyDeleteDi halaman
Sangat menyanangkan
Juga selalu kulakukan
Waah dibuatin puisi nih 😂 pantun boleh nih mba ehehe
DeleteAh... ada anggota the Yellow Jacket rupanya... hahaha.. salam kenal dari Bogor ..
ReplyDeleteDirumahsaja tidak berarti tidak bisa berkarya. Si Mbak Muti menunjukkan hal itu dan kalau semua seperti si mbak, ku yakin Indonesia akan maju karena anak-anak mudanya kreatif dan mau terus berkarya.
Semangat terus ya
Wah wkw bahas2 yellow jacket, udah lama ga ke sana mas kangen juga padahal dulu kesel sama macetnya 😂😂😂
DeleteWaduuu padahal banyak juga yang ngelakuin ini mas, banyak kok ehehe
Memang kangkung itu ada dua mbak, kangkung air dan kangkung darat. Biasanya kalo kangkung darat itu dijual dengan dicabut sama akarnya sedangkan kalo kangkung air cukup daun dan batangnya saja, akarnya tidak dicabut. Nanti tumbuh lagi kangkungnya.:D
ReplyDeleteKok mas Agus hafal ya cara petik jenis kangkunh yang berbeda 🤔 ?.
DeletePernah gitu jadi pengusaha kangkung ?
Iyaaa baru tau pas nanem ini, heran kenapa gak cantik kaya yang di pasar wkwkwk gitu yaaa ternyata
DeleteSaya hobi makan kangkung jadinya tahu tentang kangkung mas Himawan, bukan pengusaha.😂
DeleteKalo soal cantik mungkin kangkungnya harus dibedakin mbak biar cantik kayak di pasar.😂
Yang bayam merah itu bisa jadi blesteran, Mbak Mut. Jadi dia hasil kawin silangnya si bayam hijau sama bayam merah. Hehehe.
ReplyDeleteEh, tapi ini menginspirasi banget lho, Mbak. Aku jadi pengen mulai berkebun juga. Tepatnya sih pengen mulai menanam bayam merah. Soalnya aku punya anemia, kalau kumat bisa sampai jadi sering pingsan. Terakhir pernah pingsan waktu dibonceng motor sama suami. Ngeri banget deh kalau dipikir-pikir. Dan si bayam merah ini kaya zat besi buat mencegah anemiaku kumat.😆
Waduuu bayam ada blasteran juga ternyata wkwkw. Kalo dibanding sama bayam hijau banyakan yg mana ya mba? Kan kalo bayam hijau di pasar banyak wkwkwk
DeleteIni menginspirasi banyak orang untuk bercocok tanam juga meski mereka punya lahan terbatas 🙂.
ReplyDeleteKalau sudah siap petik kan bisa diolah tanpa harus beli di pasar.
Iyaaa bener, dan selama psbb kemarin banyak yg udah bercocok tanam. Ada hikmahnya juga covid ini 😅😅
DeleteKeren mba, dari halaman kecil jadi banyak manfaat.
ReplyDeleteSaya juga nanam di polibag terong, cabe dan tomat. Pernah nanam kangkung darat juga
Waaah tomat sih yang belum dicoba. Terus gimana tanamannya sekarang udah berbuah? Wkwk karena part paling membahagiakan emang pas panennya ehehe
DeleteSalam kenal...
ReplyDeleteefek covid banyak ilmu ygdidapat
Iyaa betul sekali 😄
Deletebecocok tanam sendiri itu asyik apalagi kalau udah bisa dipanen, rasanya ada yang beda, lebih nikmat gitu. iya nggak sih... soalnya saya duku waktu smp juga suka nanam sayuran, kangkung, sawi,tomat, cabai, sekarng sih nggak 😁
ReplyDeletedari tadi saya mainin kursornya yang ganti wujud, lucu....
Iya betul mbaa, part paling membahagiakan pas panennya emang. Walaupun nunggunya lama tapi worth to wait.
DeleteWaduu wkwk kursornya bikin salah fokus ya mba 😅
Waaahhhh pengen banget deh bertanam sayur di rumah aja, paling asyik tuh kalau kita bisa masak-masak terus petik langsung di kebun-kebunan kita.
ReplyDeleteKudu semangat bikin pot buat tanam-tanam :)
Ayoo mbaa dicoba aja. Tapi pot nya beli aja mba jangan bikin nanti kelamaan *canda 😄😂😄
DeleteMba kagum deh sama mba. Saya yang anak pertanian plus dikasih tugas nanam di rumah selama covid aja masih susah buat nanem 😂
ReplyDeleteLah trus tugasnya gimana jadinya mba? Terbengkalai dong? 🤔
DeleteWah sama Muti, saya juga sedang belajar bercocok tanam di rumah. Belum berani posting di blog karena baru belajar menyemai, itupun sekarang banyak gagalnya hahaha. Jadi masih proses belajar.
ReplyDeleteSelain itu, saya juga sekarang belajar bikin pupuk kompos dari sisa sisa bahan makanan di dapur. Sekarang sudah 2 minggu satu ember full dan masuk proses pengomposan. Semoga lancar dan layak posting di blog nantinya.
Udah gagal gitu sekarang? Maksudnya tanamannya mati?
DeleteBoleh juga tuuh tapi gimana ya rasanya milah sampah huhu kan yang dipake pasti yang organik. Plastik2nya dipisahin. Atau dari awal udah dipisahin?
Wah, bapaknya mirip kaya ibuku, rajin nanam-nanam gitu. Kalau aku kurang bisa, gak tau kenapa kurang lucky kalau soal tanaman, hehehe :'D
ReplyDelete