Thursday, June 11, 2020

Peluang Karir Lulusan Kimia : Menjadi Anggota TNI

Setelah membahas banyak tentang jurusan kimia murni dan serunya praktikum di jurusan kimia murni, aku banyak mendapat pertanyaan dari adik-adik yang masih ragu untuk masuk jurusan kimia murni. Salah satu pertanyaan yang cukup sering muncul adalah peluang kerja lulusan kimia murni. Kalau kalian membaca semua postinganku tentang jurusan kimia murni, pasti kalian tau aku pernah menceritakan bahwa peluang kerja untuk lulusan kimia murni cukup banyak dan bervariasi. 

Sebenarnya aku merasa kurang berhak atau kurang pantas menulis ini karena sampai dengan sekarang, bahkan aku belum menemukan pekerjaan yang cocok untukku. Mungkin semua orang pernah mengalaminya, merasa cocok dengan suatu pekerjaan, tetapi tidak diterima. Ketika sudah diterima, pekerjaannya kurang cocok dengan kita. Ketika sudah cocok dengan pekerjaan dan kita diterima, orang tua tidak menyetujuinya, entah karena lokasi terlalu jauh, kontrak kerja yang sangat memberatkan, lingkungan kerja yang tidak cocok, dan sebagainya. Hal-hal seperti itu benar-benar baru terpikirkan dan baru bisa dirasakan ketika kita lulus dan mencari pekerjaan.

Seperti yang sudah kujelaskan sebelumnya, peluang kerja lulusan kimia murni dengan gelar Sarjana Sains tersebar di berbagai sektor. Hampir semua sektor industri membutuhkan jurusan ini, hanya, jumlah yang dibutuhkan berbeda. Begitu juga untuk yang bercita-cita menjadi PNS, kementerian atau instansi seperti BPOM, BLH, Balai Industri, BPPT, LIPI, sampai Laboratorium Bea dan Cukai sering juga membuka peluang untuk lulusan kimia. Sebelumnya, aku juga sudah mengatakan kalau lulusan kimia murni bisa juga mendaftar sebagai anggota POLRI dan TNI.
Gambar animasi tentara (freepik.com)

Kebetulan aku punya teman yang sekarang menjadi anggota TNI berpangkat Letnan Dua, dan dia juga seorang Sarjana Sains jurusan kimia. Aku telah mengajukan beberapa pertanyaan terkait profesinya dan bagaimana prosesnya hingga dia sampai di titik ini. Aku juga sudah meminta ijin padanya untuk menceritakan kisahnya dalam blogku, dengan harapan semoga cerita ini dapat sedikit memberikan gambaran untuk adik-adik semua.

***

Berbicara soal “menjadi anggota TNI”, aku yakin banyak sekali orang-orang yang menginginkannya. Setiap tahunnya, sama seperti universitas dan sekolah kedinasan, pendaftaran taruna akmil juga dibuka untuk lulusan SMA/ sederajat. Peserta yang mendaftar pun juga tak kalah banyaknya. Jika dilihat syaratnya, memang sekilas seperti gampang diperoleh. Namun karena yang diambil sedikit dibandingkan dengan jumlah pendaftar, persaingan selama proses pendaftaran rasanya sangat ketat.

Banyak orang yang mengira, ketika mereka telah gagal menjadi taruna akmil, mereka tidak akan punya kesempatan lain untuk menjadi anggota TNI. Padahal masih ada cara lain untuk menuju ke sana. Dari hasil browsing dan “wawancara” ehehe dengan teman, selain masuk Akmil, bisa juga mendaftar Tamtama dan Bintara. Jangka waktu pendidikan untuk Tamtama dan Bintara bisa dikatakan singkat, namun secara kepangkatan dalam TNI, Tamtama dan Bintara berada di bawah tentara yang nantinya akan lulus dari Akmil.

Aku sendiri lebih merekomendasikan jalur lain. Yap, ada cara lain untuk menjadi anggota TNI selain 3 cara yang aku sebutkan tadi. Tapi jalur ini ditujukan pada orang-orang yang telah mengantongi ijazah D3 dan S1. Bagi kalian yang sudah mengantongi ijazah D3 atau S1, kalian bisa mendaftar ketika ada Rekrutmen Pa PK (Perwira Prajurit Karir) TNI. Setau aku rekrutmen Pa PK TNI ini dibuka setiap tahun. Namun rekrutmen Pa PK TNI ini terbagi lagi dalam dua jalur, yang pertama khusus untuk tenaga kesehatan dan yang kedua untuk umum.

Rekrutmen Pa PK TNI untuk tenaga kesehatan, sudah bisa ditebak, jelas akan mengambil para lulusan dokter atau dokter gigi, farmasi, teknologi laboratorium, bidan, keperawatan, dan jurusan lain yang berhubungan dengan kesehatan. Nah, untuk lulusan kimia murni, bisa mendaftar lewat jalur umum. Jika dilihat di website resmi rekrutmen-tni.mil.id, tahun ini akan dibuka penerimaan Pa PK Umum bulan Oktober. Temanku sendiri, mendaftar pada saat penerimaan Pa PK tahun 2018. Sebagai gambaran syarat pendaftaran, bisa dilihat syarat pendaftaran Pa PK tahun 2018 di laman ini, atau yang lebih up to date bisa dilihat pada website resmi TNI. Pada tahun 2018 lalu, banyak sekali jurusan baik sosial maupun saintek yang dibutuhkan. Daftar jurusan yang dibutuhkan ada pada gambar berikut.
Rekrutmen Pa PK TNI 2018 (cdn.akurat.co)

Bagaimana Proses Rekrutmen Pa PK TNI?
Agar diterima sebagai Perwira Prajurit Karir TNI, banyak tahapan yang harus dilakukan. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mendaftar online. Di tahap ini berkas yang dipersiapkan cukup banyak, mirip dengan pendaftaran CPNS Kemenhan RI. Peserta juga diwajibkan melakukan pendaftaran ulang secara fisik dengan membawa formulir pendaftaran ke tempat pendaftaran yang telah ditentukan. Setelah lolos tahap ini, tahap selanjutnya adalah psikotest. Tahap lanjutan setelah lolos dari psikotest adalah tes fisik. Selama kurang lebih satu mingguan peserta harus tinggal di asrama (kebetulan temanku saat itu di Rindam Jakarta). Di tahap itu HP dari semua peserta dikumpulkan karena peserta tes tidak diperbolehkan menggunakan HP. Setelah satu minggu, barulah HP dikembalikan dan peserta diperbolehkan menghubungi keluarga. 

Saat HP dibagikan itu, keluarga peserta juga diperbolehkan berkunjung bahkan hingga malam hari. Karena apa? Gak tau hahahaha tabok aja tabok udah kalo kesel. Hmmm oke kembali serius, menurutku keluarga diijinkan datang karena besoknya akan ada pengumuman lolos. Bagi peserta yang lolos, tidak ada kesempatan untuk pulang ke rumah. Mereka diharuskan langsung mengikuti pendidikan calon siswa di Magelang selama 3 bulan. Bisa bayangkan, mereka cuma membawa barang dan pakaian untuk satu minggu tapi pada akhirnya dipakai untuk 3 bulan karena sama sekali tidak diijinkan untuk menambah barang. Nah, kira-kira itulah yang terjadi pada temanku.

Setelah menjalani pendidikan calon siswa, ada yang namanya wisuda prajurit. Di tahap ini, peserta telah resmi menjadi siswa/ taruna yang selanjutnya harus menjalani pendidikan lagi selama 4 sampai 5 bulan sebelum dilantik pada acara Prasetya Prawira (Praspa). Pada saat pelantikan, peserta sudah dibagi dalam tiga matra/ angkatan, yaitu Darat, Laut, dan Udara. Di sini pun mereka sudah mendapat pangkat sebagai Letnan Dua (Letda). Nah, kebetulan temanku masuk jadi anggota TNI Angkatan Udara (AU). 

Sampai di sini, ternyata perwira yang sudah dilantik masih harus menyelesaikan Kursus Insentif Bahasa Inggris (KIBI) selama 3 bulan, lalu masih harus menyelesaikan pendidikan dasar kecabangan (Sarcab) selama enam bulan, hingga akhirnya penempatan dinas. Untuk Angkatan darat dan laut pun begitu, setelah praspa, peserta masih harus menyelesaikan pendidikan sesuai dengan matra-nya. Jadi bagaimana gais apakah masih berminat menjadi tentara? wkwkwk.

Terus Kimianya di Sebelah Mana Yaaa?
Jujur, ini adalah pertanyaan besar buatku juga. Jadi tenang, ini sudah kutanyakan pada yang bersangkutan gais ehehehe. Di AU, terdapat beberapa kecabangan atau lebih dikenal dengan istilah Korps, antara lain adalah Korps Penerbang, Teknik, Navigator, Elektronika, Administrasi, Perbekalan, Pasukan Khas, Polisi Militer, Kesehatan, dan Dinas Khusus. Selain itu, ada juga yang namanya Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang). Menurut pernyataan temanku, bagian di mana kita menemukan sesuatu berbau kimia ada di bagian Litbang. Yaaa gitudeh, sesuatu yang berbau kimia pasti berbau penelitian juga. Tapi jangan salah, di Litbang ini juga ada perwira dari jurusan lain. 

Nah ternyata kalau di AD beda lagi. Di AD sudah ada yang namanya Kompi Zeni Nubika (Nuklir, Biologi, Kimia). Kompi ini betugas untuk mengantisipasi adanya bahaya nuklir, biologi, kimia. Yaaah seperti yang kita tau, jaman semakin maju, perang tidak hanya dengan adu senjata. Saat ini justru ancaman perang yang lebih berbahaya bukanlah perang senjata melainkan perang nuklir, perang dengan senjata biologis maupun dengan bahan kimia berbahaya. 

Karena itulah baru-baru ini juga ada berita bahwa TNI AU dan AL sudah mengirimkan personelnya untuk belajar Nubika di Pusdik Zeni Angkatan Darat maupun Kompi Zeni Nubika di Bogor. Kabarnya kompi ini rutin mengikuti konferensi militer dunia yang membahas nubika. Dalam konferensi ini salah satu topik yang dibahas adalah senjata pemusnah massal. Dari konferensi tersebut diketahui bahwa Antrax, Botulism, Plague, Cacar (Small Pox), Tularemia, dan Viral Hemorrhagic Fever (VHF) merupakan sejumlah senjata biologis yang paling mematikan. Hmmm kemudian muncul pikiran, jangan-jangan SARS-CoV-2 juga termasuk salah satu senjata biologis yang berbahaya, atau nanti akan ada lagi yang lebih berbahaya? Semoga tidak 😔

Kira-kira begitulah gambaran lulusan Sarjana Sains bidang kimia. Karena ini bukan pengalaman pribadiku, jika ada pertanyaan mungkin aku gak bisa banyak menjawab. Hanya bisa membantu menyalurkan pertanyaan dan semoga terjawab. Semoga membantu memberikan gambaran tentang prospek jurusan kimia yaa! 

(Special Thanks to A & A yang sudah menceritakan kisahnya hehe)

Referensi
https://campus.quipper.com/careers/tentara
https://pekanbaru.tribunnews.com/2018/09/12/info-rekrutmen-calon-perwira-prajurit-karir-tni-2018-untuk-66-jurusan-s1-dan-d3-silahkan-cek?page=3
https://tirto.id/syarat-dan-cara-daftar-rekrutmen-perwira-prajurit-karier-tni-2018-cX9y
https://republika.co.id/berita/qbduy6282/bahaya-perang-biologi-tni-bentuk-satuan-nubika-gabungan-part2

21 comments:

  1. betul sih mba, ga bakal jauh jauh dari bidang peneliitian hehe. pasti itu.. mungkin bisa jadi juga jadi peneliti senjata kimia? hiihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa bisa jadi juga itu, pokoknya intinya peneliti. Entah apapun namanya 😅

      Delete
  2. Iya lho, peluang sarjana kimia tu kayaknya bisa hampir ke semua bidang ... termasuk di pekerjaanku, sedikit banyak perlu kimia, yaitu kimia tanah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo bahas2 tanah berarti di bidang pertanian ya? Atau yang geo geo itu? Soalnya tanah kan dipelajari juga di geodesi/ geologi 🤔

      Delete
  3. peluang jurusan kimia itu luas banget, temen eks kantorku juga ada yang lulusan kimia lho. kerja jadi bagian purchasing, agak nggak nyambung memang, tetapi di purchasing pun doi kebagian beli-beli bahan kimia. :D
    anaknya pinter banget pula.

    tapi paling enak sih menurutku ya jadi peneliti. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di bank juga bisa kalo itu siih. Mungkin kayak ga nyambung, tapi sebenernya dibutuhin juga ilmu kimia nya walaupun gak banyak. Misal kalo ada perusahaan kimia2 gitu mau ambil pinjaman kredit, kan orang bank harus paham seluk beluk perusahaan kimia itu.

      Delete
  4. Wah keren infonya mba, ternyata TNI juga menerimba banyak jurusan lain ya.. Selama ini aku ngiranya cuma untuk lulusan Akmil dan tenaga kesehatan kaya dokter gt 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa banyak kok silahkan dicoba jika berminat 😂

      Delete
  5. Jadi gimana mba? Minat di TNI? 😁
    Baru tau sih kalau cacar itu senjata pemusnah massal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk gak usah deh, sadar diri. terlalu lemah untuk masuk ke sana 😂

      Delete
  6. In my opinion finding a job after chemistry is not easy.
    Have a nice day :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Really? Chemists aren't easy to find a job in Poland?

      Delete
  7. Jadi ahli kimia di badan militer, keren lho :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa betul sebagian besar bilang gitu. tapi relatif juga sih 😂

      Delete
  8. Salam dari Malaysia dan follow disini ya :)

    ReplyDelete
  9. Kak? Klo ambil jurusan kimia murni? Bisa ga jadi guru? Atau dosen?

    ReplyDelete
  10. Halo kak terimakasih untuk informasinya menarik bgt, oiya boleh ga kak aku minta kontak sosial media kakak? Twitter atau Instagram mgkn?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lihat halaman kontak aja yaa. Email & LINE insya Allah aktif. Tp mungkin slow respon huhuhu

      Delete
  11. Oohhh baru tau, ternyata bisa kayak gitu.

    ReplyDelete