Kasus
:
Ledakan
pada anjungan pengeboran minyak lepas pantai di Deepwater Horizon di Teluk
Meksiko menewaskan 11 orang dan memuntahkan hampir lima juta barel minyak ke
Teluk dan mengakibatkan pencemaran di daerah sekitar teluk.
Solusi
:
Untuk
mengatasi pencemaran yang diakibatkan oleh tumpahan minyak tersebut, perlu
diketahui kondisi perairan dan lahan di daerah sekitar teluk, misalnya :
- Keberadaan oksigen, karena kondisi teluk berada pada lingkungan yang terbuka, berarti di sekitar perairan tersebut terdapat oksigen.
- pH sekitar perairan, air di teluk tersebut memiliki pH sedikit basa
- Suhu lingkungan, pada siang hari suhu di perairan tersebut berkisar antara 30-35oC.
- Polutan lain (seperti logam berat)
Berdasarkan
keterangan di atas, bakteri yang dapat digunakan adalah bakteri yang dapat
mengurai hidrokarbon (hidrokarbonuklastik) yang bersifat aerob, dapat hidup di
lingkungan basa, termasuk bakteri mesofilik karena dapat hidup di suhu 30-35oC,
serta dapat mendegradasi logam berat. Bakteri yang digunakan untuk mendegradasi
tumpahan minyak juga harus bisa menghasilkan senyawa sejenis biosurfaktan
karena tumpahan minyak terjadi di wilayah perairan sementara minyak dan air
tidak bisa menyatu kecuali bila ada senyawa tambahan seperti surfaktan. Bahan
surfaktan bisa ditambahkan pada proses bioremediasi, akan tetapi tidak jarang
surfaktan yang digunakan malah semakin merusak lingkungan. Jadi alangkah lebih
baik jika bakteri yang digunakan adalah bakteri yang juga bisa menghasilkan
biosurfaktan. Dari hasil penelitian, bakteri yang cocok dan dapat hidup di
lingkungan tersebut adalah bakteri Pseudomonas
aeruginosa, Acinetobacter calcoaceticus, Arthrobacter sp., dan Streptomyces viridans.
Ada dua metode
bioremediasi, yang pertama adalah biostimulasi dan yang kedua adalah
bioaugmentasi. Jika di wilayah tersebut sudah terdapat bakteri sejenis Pseudomonas sp., langkah selanjutnya
adalah menambahkan nutrien organik yang dapat menstimulasi pertumbuhan bakteri
di wilayah tersebut. Biasanya nutrien organik yang digunakan berupa kompos yang
dapat menjadi sumber karbon dan nitrogen bagi mikroba. Pupuk kompos lebih
disarankan karena lebih bersifat alami jika dibandingkan pupuk NPK atau
pestisida. Jika di wilayah tersebut
tidak tersedia bakteri yang dapat mengurai hidrokarbon, langkah yang harus
dilakukan adalah menumbuhkan bakteri sejenis dari laboratorium kemudian
selanjutnya bakteri tersebut ditambahkan pada daerah yang terkena tumpahan
minyak. Alternatif lain jika bakteri tidak ada yaitu menggunakan jamur/ fungi. Fungi
pendegradasi hidrokarbon umumnya berasal dari genus Phanerochaete, Cunninghamella, Penicillium, Candida, Sporobolomyces,dan Cladosporium. Jamur dari genus ini
mendegradasi hidrokarbon polisiklik aromatik.
No comments:
Post a Comment