Sunday, May 20, 2018

MASIH KEPO SAMA JURUSAN KIMIA MURNI?

Sebelum aku ngetik panjang kali lebar, mungkin kalian bisa baca dulu postingan aku yang setipe dengan ini. Klik aja sini. Sebenernya tulisanku yang ini ga akan beda-beda jauh sama postingan sebelumnya. Aku cuma mau nambahin aja sih, for your information ternyata masih banyak dedek-dedek maba yang butuh pencerahan tentang jurusan kimia murni. Semenjak aku nyantumin ID LINE di kolom komentar, mulai banyak dedek-dedek yang nanya via chat.
Aku ga merasa terganggu sih dengan chat kalian, justru salut karena kalian antusias dalam menyambut dunia perkuliahan kalian. Dan menurutku tahun pertama kuliah itu emang wajib kalian bener-bener mengetahui apakah jurusan ini cocok buat kalian atau tidak. Kalo kalian ngerasa ga cocok, boleh banget kok tahun depannya kalian daftar di tempat lain. Itu akan jauh lebih baik daripada kalian memaksakan diri untuk lanjut tapi kalian ga enjoy. Nanti jangan sampai kalian lulus dan bilang “aku mau cari kerja kantoran aja, ga mau ngurusin bahan kimia lagi”, “males ah kerja di lab”, “kerja di lab capek, gajinya kecil” dan lain-lain.
Banyak kok temen-temen yang ikut tes lagi di tahun keduanya karena merasa ga cocok. Bahkan ada yang coba di tahun ketiga. Kalo ini sih menurutku, membuang-buang waktu yak. Meskipun ga ada yang salah dengan keputusannya. Tapi alangkah lebih baik kalau kita benar-benar mendefinisikan apa yang kita mau sedini mungkin, ga usah buru-buru asal tetep inget waktu. Aku sendiri sih tipe-tipe orang yang males ribet lagi dan males buang-buang waktu. Pada waktu itu aku berpikir, perjalananku buat bisa masuk ke jurusan ini tuh ga gampang. Aku harus gagal dulu berkali-kali (waktu itu di SNMPTN dan SBMPTN aku daftar jurusan pendidikan dokter), jadi ketika pada akhirnya aku masuk jurusan kimia aku langsung mikir “Oh ini berarti pilihan Allah buat aku, berarti aku harus bener-bener tanggung jawab di sini”. Sampai saat ini pun, aku masih suka berurusan dengan bahan-bahan kimia.

Monday, April 9, 2018

RASANYA CARI KOST DI UI?

Kata orang-orang, nyari tempat kost itu sama kaya nyari jodoh. Setiap orang punya standar kost idamannya masing-masing. Ada yang nyari berdasarkan harga, jarak atau lokasinya, kebersihannya, penghuninya, tetangganya, sampai pemiliknya. Biasanya itu aja sih yang jadi patokannya, gausah lah sampe ngeliat rumahnya hadap ke mana, keramiknya warna apa, berapa jumlah anak tangganya, cat temboknya merk apa, atau jenis menu masakan warteg di sekitarnya, hmm... bakal lebih ribet dari nyari jodoh ini sih jadinya.
Sebagai pendatang baru di Depok tercinta ini, daku akan menceritakan pengalaman mencari kost di sekitar UI. Cerita ini berawal saat aku membuka pengumuman SIMAK Pascasarjana UI bulan Desember lalu. Kalo inget perjuangan sampai ke Depok waktu ujian SIMAK satu bulan sebelumnya, dan inget kejadian-kejadian menyebalkan yang menyertainya, sejujurnya keputusan untuk berkuliah di tempat ini antara iya dan tidak. 
Ketika memutuskan untuk berkuliah di tempat ini, banyak kekhawatiran yang tiba-tiba muncul di benak. Pertanyaan-pertanyaan seperti "yakin nih kampus sana lebih bagus?" "yakin kuliah jauh?" "hidup di sana mahal loh, sanggup?" "mau pulang berapa bulan sekali?" "harga tiketnya mahal ya?" "orang sana galak-galak loh, berani?" "di sana sering macet ya?" "hati-hati ya di sana banyak penjahat" dan sebagainya.

Friday, December 15, 2017

Pengalaman Ikut Seleksi Masuk Pascasarjana ITS

Setelah kemaren chit-chat panjang lebar bahas SIMAK Pascasarjana UI, kali ini aku bakalan bahas tentang Seleksi Masuk Istitut Teknologi Sepuluh Nopember (SMITS) tentu khusus untuk program pascasarjananya. Kenapa aku daftar di dua tempat dan pilihnya UI sama ITS? Singkatnya, yang aku tau cuma dua kampus ini yang program S-2 Kimia nya terakreditasi A dan buka pendaftaran di semester genap.
Ada banyak perbedaan dari dua kampus ini di sistem penerimaan mahasiswa barunya. Kalau UI hanya membuka pendaftaran satu kali, ITS membagi seleksi masuknya ke dalam dua gelombang. Gelombang pertama di buka pada tanggal 2 Oktober s.d. 3 November 2017, bener-bener sama kaya pendaftaran SIMAK UI kemaren. Tapi untuk gelombang kedua, dibuka tanggal 14 November s.d. 30 November 2017.

Wednesday, December 13, 2017

Pengalaman Ikut SIMAK Pascasarjana UI

Setelah lulus dari perguruan tinggi, rata-rata orang pasti berpikir apakah dia akan melanjutkan kuliah lagi atau bekerja terlebih dulu. Bahkan beberapa juga nambahin nikah di daftar pilihannya. Berhubung aku masih LDR-an sama jodoh tak kasat mata, jadi nikah dicoret dulu lah ya gamungkin juga nikah sama kucing tetangga. Aku sendiri cukup galau menentukan pilihan mana yang paling tepat buatku. Padahal juga udah dari setahun yang lalu semedi mencari inspirasi, muhasabah diri, mencari jawaban terbaik untuk saat ini.
Memang dari dulu jawaban yang aku dapatkan adalah lanjut kuliah lagi. Tapi untuk sampai pada titik ini, banyak persimpangan yang harus aku pilih untuk aku lalui. Ya gitu deh, sama kaya waktu ngerjain skripsi, nangis sudah bukan hal yang aneh lagi.
Dari awal, aku cuma pengen lanjut kuliah di magister kimia UGM. Bener banget! Selain kampusnya yang lebih bagus dari kampusku waktu kuliah sarjana, tempatnya ga jauh-jauh banget dari rumah, dan kotanya juga hmmm menurutku nyaman untuk ditinggali, dijadikan rumah kedua untuk sementara waktu. Sayangnya aku baru tau kalo UGM cuma buka pendaftaran setahun sekali. It means aku harus nunggu setahun lagi biar bisa kuliah di kampus ini. Dan belum tentu juga diterima. Singkatnya, magister kimia ITB ternyata juga ga buka pendaftaran di semester ini. Dari sekian banyak kampus, hanya UI dan ITS lah yang masuk kriteriaku. Nanti aku bakal jelasin keduanya, tapi sekarang aku mau jelasin yang UI dulu ya!

Sumber: simak.ui.ac.id