Wednesday, May 6, 2020

Mengenal Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi merupakan salah satu metode analisis yang digunakan untuk memisahkan atau menganalisis campuran kompleks suatu senyawa. Komponen yang akan dipisahkan akan terdistribusi ke dalam dua fase, yaitu fase diam (stationary phase) dan fase gerak (mobile phase). Kromatografi menurut IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) adalah metode yang digunakan terutama untuk memisahkan komponen dalam sampel, dimana komponen tersebut didistribusikan diantara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam dapat berupa padatan atau cairan yang dilapiskan pada padatan atau gel. Penggolongan jenis kromatografi dapat dilakukan menggunakan berbagai metoda, antara lain berdasarkan jenis fase yang terlibat, sistem geometri dan prinsip pemisahannya. 

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah salah satu contoh kromatografi planar. KLT adalah metode paling sederhana dari semua metode kromatografi yang banyak digunakan. Bejana tertutup (chamber) berisi pelarut dan plat yang terlapisi adalah peralatan yang diperlukan untuk melakukan pemisahan, analisis kualitatif dan semikuantitatif (Sherma dan Fried, 2003). 

Tuesday, May 5, 2020

DNA Adduct Azo Dye: Sudan I

Pewarna Azo adalah senyawa organik yang mengandung gugus fungsi R−N=N−R ′, di mana R dan R′ biasanya merupakan aril, yang biasanya digantikan dengan beberapa kombinasi gugus fungsi termasuk: amino (-NH2), klorin (-Cl), hidroksil (-OH), metil (-CH3), nitro (-NO2), asam sulfonat dan garam natrium (-SO3Na). Pewarna Azo, disintesis dari senyawa aromatik, bukan merupakan larutan berair (karena adanya ikatan N=N, yang mengurangi kemungkinan pasangan elektron bebas dalam atom nitrogen), mudah direduksi menjadi hidrazin dan amina primer, berfungsi sebagai agen pengoksidasi yang baik. Berikut ini adalah contoh dari pewarna azo.
Pewarna Azo

Trip to Bali: Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana

Setelah mengunjungi Pura Luhur Uluwatu dan Pantai Pandawa, yang mana keduanya memiliki suasana pantai atau laut dengan tebing di sekelilingnya, serta mengunjungi Istana Ubud yang ternyata jadi ajang belanja mengasyikkan sepertinya (sepertinya, bagi mereka ≧ω≦), aku dan rombongan temanku pun mengunjungi Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (TB GWK). 
Patung GWK Dilihat dari Kejauhan

Trip to Bali: Puri Ubud

Bali memang terkenal dengan tempat wisata alam, sejarah, dan budayanya yang banyak. Dari sekian banyak tempat wisata sejarah, aku dan teman-temanku berkesempatan untuk mengunjungi suatu tempat di daerah Ubud, yaitu Puri Saren Ubud. Tempat ini terletak persis di depan Pasar Seni Ubud. Kita berangkat dari penginapan di daerah Nusa Dua, melewati toll Bali Mandara dan Jalan By Pass Ngurah Rai. By the way, pemandangan di jalan tol itu cukup bagus, gak cuma satu dua orang yang kulihat sengaja turun dari kendaraannya cuma buat foto aja. Karena jauh dan macet (kebetulan Hari Sabtu), kita menghabiskan waktu lebih dari 2 jam demi sampe ke Ubud.
Puri Saren Ubud
Menurut cerita yang dirangkum dari beberapa sumber, nama Ubud berasal dari kata “Ubad” yang artinya obat. Hal ini berawal dari kedatangan Rsi Markandeya yang merupakan seorang tokoh hindu yang berasal dari India. Rsi Markandeya datang ke Bali pada abad ke-8 setelah bertapa di Gunung Dieng dan Rawung di Pulau Jawa serta mendapat pewisik atau wangsit untuk datang ke Bali. Di Bali, Rsi Markandeya sempat membangun beberapa pura, dan singgah di kawasan Campuhan Ubud karena beliau merasakan energi yang besar di sana.