Bagi kalian
mahasiswa jurusan kimia murni yang sudah belajar kimia organik, baik kimia
organik 1, 2, bahkan 3, tahap selanjutnya adalah kalian harus memahami
bagaimana suatu senyawa organik itu dibuat atau disintesis. Oleh karena itu
biasanya di semester selanjutnya akan ada mata kuliah “Sintesis Organik” atau
di beberapa universitas diberi nama “Sintesis Kimia Organik”. Umumnya, hampir
semua kampus mewajibkan mata kuliah ini, tapi ada beberapa kampus yang tidak
mewajibkan mata kuliah ini. Jadi di beberapa universitas tersebut, mata kuliah
Sintesis Kimia Organik hanya diwajibkan untuk mahasiswa dengan peminatan kimia
organik.
Metode belajar
yang paling sering digunakan adalah pendekatan diskoneksi. Apa itu pendekatan
diskoneksi? Pendekatan diskoneksi adalah pemutusan ikatan secara imaginer yang
digunakan untuk memahami bagaimana suatu senyawa dihasilkan dari bahan awalnya.
Jadi dalam mempelajari sintesis kimia organik, kita diajari untuk mendesain
suatu senyawa. Biasanya kita hanya diberi tau bagaimana struktur senyawa
targetnya, lalu kita ditugaskan untuk mendesain kira-kira senyawa tersebut
disintesis dari senyawa apa, dan bagaimana jalurnya.
Untuk bisa
mengetahui jalur sintesisnya, otomatis kita harus paham materi kimia organik
yang telah diajarkan sebelumnya. Kita harus paham reaksi-reaksi apa saja yang
bisa dilakukan terhadap suatu gugus fungsi dalam satu senyawa. Kita tidak boleh
asal mendiskoneksi suatu gugus fungsi sementara kita tidak tau bagaimana jalur
sintesisnya. Misalnya, jika kita diberi senyawa toluene. Bagaimana kita bisa
mensintesisnya?
Cara pertama
yang harus kita lakukan adalah melihat gugus fungsi yang ada dalam senyawa
tersebut. Kebetulan dalam toluene hanya ada satu gugus fungsi yaitu metil.
Setelah kita tau gugus fungsinya, kita bisa memulai dengan mengingat-ingat
reaksi apa yang dapat dilakukan untuk memasukkan suatu gugus metil dalam
senyawa aromatik seperti benzene.
Tentu kita
sudah familiar bukan dengan Reaksi Alkilasi Friedel-Crafts? Ya, Reaksi tersebut
memang biasanya digunakan untuk memasukkan gugus alkil dalam senyawa aromatik.
Dengan reagen alkil halide berupa CH3Cl dan AlCl3, kita bisa langsung
memasukkan gugus alkil dalam senyawa benzene. Setelah kita dapat mendesain
senyawa awal/ starting materialnya dan mendesain jalur sintesisnya, kita harus
bisa menuliskan reaksinya dengan simbol-simbol yang telah disepakati ahli kimia
di dunia untuk menuliskan analisis dan jalur sintesis suatu senyawa organik.
Terkadang, ada
suatu gugus fungsi yang kita tidak bisa langsung memasukkannya dalam senyawa
aromatik. Jika gugus fungsi tersebut tidak ada jalur sintesis langsungnya, mau
tidak mau kita harus memasukkan gugus lain dulu baru mengubah gugus fungsi
tersebut menjadi gugus fungsi yang kita inginkan. Salah satu contohnya adalah
gugus amina (NH2). Ketika kita ingin membuat senyawa anilin, kita tidak bisa
langsung memasukkan gugus amina dalam senyawa benzene. Maka dari itu, yang kita
lakukan adalah memasukkan gugus NO2 (Nitro) dengan reaksi nitrasi, baru
mereduksi gugus tersebut menjadi gugus amina. Dalam analisis retrosintetisnya,
pengubahan gugus fungsi dikenal dengan istilah Interkonversi Gugus Fungsi
(IGF).
Nah, sekarang
kita belajar bagaimana mensintesis senyawa aromatik dengan dua gugus fungsi.
Kali ini aku mau bahas analisis dan sintesis senyawa Asam Salisilat. Perlu
kalian ketahui, satu senyawa sangat memungkinkan memiliki jalur sintesis lebih
dari satu. Hal ini karena satu gugus fungsi memang dapat disintesis dengan
berbagai cara. Namun pada akhirnya, untuk melakukan sintesis tersebut di laboratorium,
hendaknya kita memilih suatu jalur sintesis yang paling sederhana atau mudah
dan ekonomis.
Asam Salisilat, Analisis 1:
Sintesis 1:
Analisis 2:
Sintesis 2:
Analisis 3:
Sintesis 3:
Untuk belajar sintesis Asam Salisilat ini, kita harus mengingat gugus-gugus fungsi dan sifat pengarahnya. Apakah gugus tersebut bersifat sebagai pengarah orto dan para, ataukah gugus tersebut bersifat sebagai pengarah meta. Dan perlu dicatat lagi, gugus yang pertama masuk, akan menentukan ke mana gugus selanjutnya akan masuk. Misal kita telah memasukkan gugus hidroksil, maka jika kita ingin memasukkan gugus metil, maka gugus metil akan masuk pada posisi orto atau para terhadap gugus hidroksil tersebut. Sebenarnya, masih ada jalur sintesis lain untuk senyawa Asam Salisilat ini, tapi aku ga akan menampilkan semuanya. Jadi, sisanya, silahkan kalian yang mencoba! Semoga membantu!
Sintetis satu itu kebalik gak sh kak arah panahnya?
ReplyDeleteOh iya lupa ganti 😂 yang bener fenol (alkilasi friedel crafts) --> hidroksi toluena (oksidasi KMnO4) --> asam salisilat.
DeleteTerimakasih koreksinya 😂