Biar postingan kali ini sedikit
lebih berfaedah, aku mau sedikit menjelaskan tentang metode pemisahan atau
pemurnian senyawa yang biasa dilakukan orang-orang kimia terutama kimia organik.
Aku rasa sih orang farmasi juga ngelakuin ini. Pokoknya siapa aja yang butuh,
semoga postingan kali ini bermanfaat.
Selama aku kuliah, permasalahan yang
paling sering aku hadapi adalah susah mencari referensi yang menjelaskan dengan
sejelas-jelasnya tentang suatu teori atau eksperimen di laboratorium. Banyak
sih materi dalam bentuk ppt, word, pdf yang bertebaran kaya meses di atas donat.
Tapi ga semuanya bisa kumengerti dengan jelas. Dan setiap kali aku browsing
buat cari maksud dari tulisan itu, I found nothing.
Gambar : Parade kolom kala itu
Salah satunya ya, metode kromatografi
kolom cepat atau bahasa bekennya Flash Column
Chromatography. Well, wait till I tell you ‘bout what’s the meaning of
Chromatography. Jika didefinisikan, kromatografi
adalah metode pemisahan yang didasarkan pada perbedaan distribusi zat pada fase
diam dan fase gerak. Apa itu fase diam? Dan apa itu fase gerak? Coba tanya
mbah gugel kalo soal definisinya. Jujur aku agak kesulitan kalo disuruh
mendefinisikan.
Jadi langsung ke prakteknya aja ya.
Biasanya orang-orang melakukan kromatografi kolom ini buat memisahkan beberapa
senyawa aktif dalam suatu campuran. Kalau konteksnya sintesis, ya berarti
memisahkan produk utamanya dengan produk samping yang tidak diinginkan.
Misalnya dalam suatu reaksi A + B à C + D
Senyawa target kita sebenernya C,
tapi dalam suatu reaksi pasti akan selalu ada produk samping yang sebenernya
tidak diinginkan. Makdartu maka dari itu, untuk mendapatkan senyawa C dalam
bentuk semurni-murninya, dilakukanlah metode kromatografi kolom. Nah, sekarang
kalo konteksnya isolasi senyawa bahan alam, sama aja sih. Berarti kita
memisahkan senyawa apa saja yang terkandung dalam sampel kita. Misalnya, kita
mau ambil vitamin C dalam buah tomat. Di dalam buah tomat kan gak cuma ada
vitamin C, ada juga vitamin A dan mungkin vitamin B dan E. Untuk mendapatkan
vitamin C dalam bentuk murni, dipakailah metode kromatografi kolom. Itu cuma permisalan
aja ya, soalnya selama ini orang-orang bahan alam biasanya mengisolasi
senyawa-senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, minyak atsiri,
aku sih jarang denger ada yang isolasi vitamin C dari buah-buahan :’)
Dan ga se-sederhana itu ya untuk
sampai pada tahap kromatografi kolom, banyak tahapan yang perlu dilakukan oleh
orang-orang kimia organik bahan alam. Jujur aku sih cuma ngeliatin aja selama
ini. Soalnya penelitianku bukan isolasi tapi sintesis, yaaa walaupun sama-sama
bahan alam.
Untuk melakukan metode kromatografi
kolom, yang perlu disiapkan adalah kolomnya itu sendiri, silica gel sebagai
fase diamnya, pelarut organik sebagai eluen atau fase gerak, kapas, klem dan
statif, jangan lupa ekstrak atau campuran hasil reaksi yang mau kita pisahkan
senyawanya. Bagi yang udah pernah baca atau pernah melakukan atau setidaknya
sedikit paham tentang kromatografi kolom, pastilah tau kalau ukuran kolom itu
berbeda-beda. Ada yang diameternya 2 sampai tak terbatas hahaha. Eh iya loh aku ga
bercanda. Tapi ukuran yang lazimnya ada di laboratorium suatu instansi
paling-paling cuma 2-5 cm diameternya.
Terus panjangnya juga, ada yang 30 cm tapi ada juga yang sampe 60 cm. Saran
dariku, liat sampel kalian. Semakin banyak sampel yang kalian punya, maka
semakin besar pula ukuran kolom yang harus kalian gunakan.
Oh iya, semakin besar diameter kolom
yang kalian gunakan, maka eluen yang menetes pun juga semakin cepat. Kalo
kalian buru-buru, atau pengen cepet kelar kolomnya, pakailah kolom yang
diameternya besar. Tapi, jangan lupa sesuaikan dengan jumlah silica gel yang
kalian gunakan. Dan sesuaikan pula dengan jumlah sampel kalian.
Sekarang lanjut ke jumlah silica gel
yang harus kalian gunakan. Eitss, jenisnya dulu ya. Silica gel itu ada
macem-macem ukurannya mulai dari yang seukuran gula pasir sampe tepung gandum.
Ini cuma buat mempermudah biar kalian bisa langsung membayangkan teksturnya.
Semakin kecil ukuran setiap bulir silica gelnya, semakin lama pula proses kolom
kalian. Tapiii, semakin lama bakalan semakin bagus pemisahannya. Yaaa ibarat
saringan lah, makin kecil lubangnya kan makin lama proses penyaringannya. Tapi
penyaringannya makin bagus bukan? Waktu penelitian kemaren aku pake Silica gel
60 G, itu teksturnya kaya tepung gandum. Lama banget proses kolomnya apalagi
kalo pake kolom yang diameternya 2 cm… hmmmm
Gambar: Penampakan silica gel 60 G
Tapi ada juga ukuran silica gel
yang lebih kecil lagi. Waktu itu temen aku yang pake, kurang tau jenisnya, kalo
ga silica gel 60 ya 60 H. Soalnya yang dipake temenku dua jenis itu sih. Salah
satunya teksturnya kaya gula pasir, cuma aku lupa yang mana. Then, mengenai
jumlah silica gelnya, sesuai standar, 1 gram sampel kalian, jumlah silica gel
yang dipake adalah 30 sampai 40 gram. Tinggi silica gel dalam kolom diatur
minimal 15-20 cm. Kalo seandainya sampel kalian 5 gram, maka silica gel yang
dipakai kudu minimal 150 gram, jadi jangan coba-coba pake kolom yang diameter 2
cm yak, karena gaakan muat silica gel nya.
Kalo boleh jujur, waktu itu aku ga
bener-bener ngikutin prosedur sih. Maksudnya ga setiap satu gram kita pakai 30
gram silica gel. Pokoknya asal tinggi silica gel dalam kolom udah melebihi 20
cm, aku ga nambah-nambah silica lagi. Alhamdulillah hasilnya lumayan, lumayan
bisa ditiru. Ini demi pengiritan guys. Harga silica gel mahal :(
Well, sampai di sini dulu ceritaku
tentang kromatografi kolom. Mungkin lain kali bakalan kulanjutin lagi. Karena
sesungguhnya aku belum menjelaskan dimana letak FLASH dalam kromatografi ini.
Hahahaha
wadauw, ane gak ngerti ma yg bginian. dari dulu emang gak suka sains.
ReplyDeletepdahal dulu ane heran lho, sma ilmuwan2 yang jago nentuin zat kimia sama suatu makanan. koq bisa yaa?, ternyata ini jawabannya. ;)
Nice post