Kingdom :
Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Liliopsida
Subkelas :
Commelinidae
Ordo :
Cyperales
Keluarga : Poaceae
Genus :
Sorghum Moench
Spesies :
Sorghum bicolor (L.) Moench
Tanaman sorgum (Sorghum bicolor) merupakan tanaman graminae yang
mampu tumbuh hingga 6 meter. Bunga sorgum termasuk bunga sempurna dimana kedua
alat kelaminnya berada di dalam satu bunga. Bunga sorgum merupakan bunga tipe panicle
(susunan bunga di tangkai). Rangkaian bunga sorgum berada di bagian ujung
tanaman.
Bentuk tanaman ini secara umum hampir mirip dengan jagung yang membedakan
adalah tipe bunga dimana jagung memiliki bunga tidak sempurna sedangkan sorgum
bunga sempurna.
Morfologi dari tanaman sorgum adalah:
1.
Akar : tanaman
sorgum memiliki akar serabut
2.
Batang :
tanaman sorgum memiliki batang tunggal yang terdiri atas ruas-ruas
3.
Daun : terdiri atas
lamina (blade leaf) dan auricle
4.
Rangkaian bunga
sorgum yang nantinya akan menjadi bulir-bulir sorgum.
Pada daun sorgum terdapat lapisan lilin yang ada pada lapisan epidermisnya.
Adanya lapisan lilin tersebut menyebabkan tanaman sorgum mampu bertahan pada
daerah dengan kelembaban sangat rendah. Lapisan lilin tersebut menyebabkan
tanaman sorgum mampu hidup dalam cekaman kekeringan.
Di Indonesia tanaman sorgum mempunyai
beberapa nama, seperti gandrung, jagung pati, jagung centelan. Sorgum cukup
toleran terhadap tanah yang kurang subur atau tanah kritis, sehingga
lahan-lahan yang kurang produktif atau lahan tidur bisa ditanami. Tanaman
sorgum toleran terhadap kekeringan dan genangan air, dapat diproduksi pada
lahan marginal, serta relatif tahan terhadap gangguan hama dan penyakit.
Keunggulan lainnya, umur panennya relatif pendek (55 hari) dan dapat tiga kali
panen dalam sekali tanam.
Tanaman sorgum telah dikembangkan di
beberapa daerah di Indonesia. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan daerah-daerah
penghasil sorgum berdasarkan data yang terdapat di Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan Departemen Pertanian (2007).
Tabel 2.1 Persebaran Daerah Penghasil Sorgum di
Indonesia
Propinsi
|
Daerah Penghasil
|
Jawa Barat
|
Indramayu, Cirebon, Kuningan, Ciamis, Garut, Cianjur
dan Sukabumi
|
Jawa Tengah
|
Tegal, Kebumen, Kendal, Demak, Grobogan, Boyolali,
Sukoharjo dan Wonogiri
|
DI. Yogyakarta
|
Kulon Progo, Sleman,
Bantul dan Gunung Kidul
|
Jawa Timur
|
Pacitan, Bojonegoro,
Tuban, Lamongan, Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Sumenep, Pasuruan,
Probolinggo, Malang dan Lumajang
|
NTB
|
Lombok Tengah,
Sumbawa, Dompu dan Bima
|
NTT
|
Sumba Barat, Sumba
Timur, Manggarai, Ngada, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, Alor, Timor
Tengah Utara, Kupang, Belu, Timor Tengah Selatan dan Rote Ndao
|
Sumber
: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian (2007).
Sorgum
merupakan tanaman yang mempunyai banyak kegunaan. Hampir seluruh bagian dari
tanaman sorgum seperti biji, tangkai biji, daun, batang dan akar dapat
dimanfaatkan. Produk-produk turunan seperti gula, bioetanol, kerajinan tangan,
pati, biomas dan lain-lain merupakan beberapa produk yang dapat dihasilkan dari
tanaman sorgum.
Saat
ini sorgum masih dimanfaatkan hanya sebatas potensi utamanya saja yaitu dari
bijinya. Adapun potensi lainnya seperti akar, daun dan tangkai biji hanya
dimanfaatkan seadanya saja seperti untuk pakan ternak dan kompos. Padahal
menurut penelitian Bradbury & Haque (2001:109), pada
daun sorgum terdapat kandungan glikosida sianogenik yang cukup tinggi. Glikosida
sianogenik merupakan komponen paling penting dalam sistem pertahanan tumbuhan.
Menurut penelitian Bradburry & Haque (2001:113)
tidak ada kandungan dhurrin (jenis
glikosida sianogenik) yang terdapat pada biji sorgum. Kandungan glikosida
sianogenik paling banyak terkandung pada daun sorgum muda yang berusia sekitar
seminggu yaitu sebanyak 750-790 ppm (mg HCN/ kg daun).