Hari ini adalah hari pertama Elina bersekolah di Beverly Hills International School, Jakarta. Elina adalah siswi yang cerdas tapi berkelakuan buruk. Dia sangat fashionable, cantik, dan seksi. Kulitnya putih dan tubuhnya sangat proporsional. Sebelum tinggal di Jakarta , dia tinggal di Singapura. Dia memiliki orang tua yang berbeda kewarganegaraan. Ibunya adalah orang asli Indonesia , sedangkan ayahnya orang asli Singapura.
Saat Elina berjalan di koridor sekolah, tiba-tiba ada seorang siswi yang tidak sengaja menabraknya. Elina sangat marah karena dia merasa tidak dihargai oleh siswi tersebut. Meskipun siswi tersebut sudah meminta maaf kepadanya, Elina tetap tidak mau memaafkan siswi tersebut. Elina akan selalu mengingat siapa saja orang yang pernah berurusan dengannya. Apalagi siswi yang menabraknya itu memiliki wajah khas yang berbeda dari siswi lainnya. Siswi tersebut adalah siswi keturunan asli Indonesia yang memiliki kulit sawo matang, sama seperti ibunya. Sejak saat itulah, Elina mulai membenci siswa keturunan asli Indonesia .
“ Shit !!! Where’s your eyes ? ” teriak Elina.
“ Oh, I’m sorry. I’m very busy. How do you feel ? ”
“ OMG. You’re stupid !!! very stupid girl. Leave me alone !!! “
Saat memasuki kelas, Elina sangat senang karena ia merasa semua temannya menyambutnya dengan baik. Hanya saja dia melihat ada dua siswa Indonesia di kelasnya. Dan, salah satu dari kedua siswa Indonesia itu adalah siswi yang menabrak Elina tadi. Wajah Elina seketika berubah menjadi marah. Meskipun begitu, ia tetap berusaha memperkenalkan diri dengan baik agar tidak dibenci oleh teman-temannya yang lain.
“ Hey girls, my name’s Elina Woods. You can call me Elina. ”
“ Dapatkah kamu berbahasa Indonesia ? “ Tanya Annalice.
“ What ? Pardon ? I don’t know. “
“ Can you speak Indonesian ? “
“ No, I can’t. Why must Indonesian ? “
“ Because we’re in Indonesia . So, we must speak with Indonesian, too. ”
“ It’s not important for me. “
Tiba-tiba ibu guru datang menghampiri Elina dan memberikan nasehat kepada Elina.
“ Miss Woods, I know you’re not Indonesian.But, you’re in Indonesia . So, it’s time for you to learn Indonesia . Next time, you can speak English. But, Monday is time to speak Indonesian. “
“ I’m sorry Mom, I prefer speaking English to Indonesian. “
“ But, You MUST do that ! “
“ Mom, I’m a new student, and I think I musn’t speak Indonesian.”
“ OK. You musn’t speak Indonesian fluently. But you must try to speak Indonesian. I think your mother can help you Miss Woods.”
“ OMG, I don’t like this school.”
“ Miss Woods, please go out, NOW !!!”
***
Sudah tiga bulan Elina bersekolah di Beverly Hills. Sudah banyak pula kejadian buruk yang menimpanya. Sampai sekarang pun Elina belum memiliki sahabat dekat seperti yang dulu ia kenal di Singapura. Satu-satunya orang yang mau bersahabat dengannya adalah Siska, siswi yang pernah menabraknya dulu. Meskipun begitu, Elina tetap membenci Siska, dan siswi asli Indonesia lainnya. Menurutnya semua siswa Indonesia itu menyebalkan, mereka jorok, malas, tidak gigih, dan selalu bersifat konsumerisme. Guru-guru juga banyak yang membencinya. Dan sedikitnya ia telah mendapat hukuman sebanyak 20 kali.
Orang tua Elina merasa bahwa anaknya tidak cocok bersekolah di sana. Akhirnya orang tua Elina memutuskan untuk memindahkan Elina ke SMA 13 Jakarta, sebuah sekolah di mana Elina akan menemui beratus-ratus siswa asli Indonesia. Orang tua Elina menginginkan agar anaknya dapat bergaul dengan siswa Indonesia. Kali ini dia hanya bisa pasrah. Hal itu terjadi karena dia sendiri merasa tidak betah bersekolah di Beverly Hills. Elina memang belum lancar berbahasa Indonesia. Tetapi setidaknya lebih baik daripada saat pertama kali ia bersekolah di Indonesia.
” Mami, Are you sure ?” tanya Elina.
“ Yakin apa sayang ?” jawab ibunya.
“ Aku nggak bisa belajar di SMA 13 itu mami.”
” Try Elina. Mami yakin kamu bisa.”
” Mom, aku takut semua siswa di SMA itu membenciku.”
” Mana anak mami yang katanya pemberani ? Ayolah coba saja dulu.”
” OK. I wanna try. But if the situation as same as with Beverly Hills , Aku lebih baik bersekolah di Beverly Hills.”
Keesokan harinya, Elina berangkat ke SMA 13 Jakarta diantar oleh ayah dan adiknya, Jonathan. Jantung Elina berdetak begitu cepat secepat mobil balap Ferari milik Michael Sumacher. Elina merasa nervous. Dia bingung seperti apakah makhluk-makhluk yang akan dia temui dan bagaimanakah dia menghadapi makhluk-makhluk di sekolah tersebut.
“ Bu, ini Elina putri saya. Saya harap ibu bisa mengerti keadaan Elina saat ini. Dia belum lancar berbahasa Indonesia, dan dia juga mudah tersinggung.” Kata Sang ayah.
“ Iya pak. Saya bisa memaklumi hal itu. Ayo Elina, kita ke kelas barumu.” jawab ibu guru.
“ Lalu, saya harus memanggil anda dengaaannn....” tanya Elina.
“ Ibu. Kamu harus memanggil guru di sekolah ini dengan bapak dan ibu guru.” Jawab Ibu guru sambil berjalan menuju kelas Elina.
“ Oh iya bu. Nama Ibu siapa ?” tanya Elina.
“ Eni. Panggil saja saya Ibu Eni.”
” Oh, OK. I see.”
Setelah sampai di depan sebuah pintu yang bertuliskan ”KELAS X-2”, Bu Eni langsung menggandeng tangan Elina agar dia tidak merasa nervous dengan teman-teman barunya.
”Anak-anak, hari ini ada berita baik buat kalian. Kalian akan mendapat teman baru yang cantik sekali. Kalian pasti senang.” kata Bu Eni kepada siswa-siswi.
”Teman-teman, nama saya Elina Woods. Saya tinggal di Jakarta Pusat. Sebelumnya saya berasal dari Beverly Hills International School.” Kata Elina dengan gayanya yang khas yaitu menggerakkan tangannya layaknya seorang guru.
” Oke Elina. Sekarang kamu bisa duduk di sebelah Bella.” Kata Bu Eni.
Setelah Elina duduk di samping Bella, dan Bu Eni sudah meninggalkan ruang kelas, semua penghuni kelas itu berhamburan menghampiri bangku Bella. Apalagi tujuannya kalau bukan berkenalan dengan Elina. Melihat situasi seperti itu, ada sekelompok siswa yang merasa kepopuleran mereka akan terganti seiring dengan kehadiran Elina. Sekelompok siswa itu kemudian menghampiri Elina dan membentak-bentak Elina.
” Hei Kamu !!! Baru lima menit sekolah di sini aja udah berani-beraninya berlagak sok kecakepan. Maumu apa sih ?” bentak si ketua geng tersebut.
” Kamu bisa melihat nggak sih ? Aku itu nggak sok jadi orang. Lagian kamu siapa sih berani-beraninya bentak Elina !” balas Elina.
” Gue Aline !! Ketu geng populer si SMA 13 ini. Puas loe ?”
“ Ini yang aku nggak suka dari orang Indonesia. Nenek moyangnya punya bahasa yang baik, tetapi keturunannya malah malu dengan bahasanya sendiri. Sehingga mereka mengganti kata aku dengan gue, dan kamu dengan loe. Sudahlah aku nggak mau berurusan sama orang Indonesia nggak penting sepertimu.”
” Gila loe !!” bentak Aline dan kawan-kawannya sambil meninggalkan Elina.
Ketika suasana kembali tenang seperti sediakala, Bella yang sejak tadi duduk di samping Elina mulai memberanikan diri berbicara dengan Elina.
” El, namaku Bella.” Kata Bella dengan ramah.
” Sudah tau.” jawab Elina ketus.
” Kok jawabanmu ketus sih.”
” Kamu diam bisa tidak ? Kamu merasa terganggu dengan kehadiranku ? apa kamu merasa aku sok ? kamu ingin membentakku seperti yang dilakukan Aline tadi ?”
” Bukan begitu El. Aku mau berteman baik denganmu.”
” Percuma. Aku semakin benci dengan orang Indonesia sepertimu. Apalagi seperti Aline dan kawan-kawannya.”
” Baiklah kalau itu maumu.”
Jawaban Elina yang ketus seperti itu tidak membuat Bella menjadi sakit hati. Bella memang paham dengan maksud Elina. Hal tersebut menurut Bella wajar-wajar saja. Baru lima menit bergaul dengan siswa Indonesia dia sudah disuguhi dengan teriakan Aline yang sangat menjengkelkan tadi.
***