Tuesday, November 29, 2016

Behind the Scene: Bachelor of Science soon-to-be

Selamat pagi dini hariii gengs! Sehat kan?
Gak nyangka ya udah dua bulan aku berurusan dengan penelitian buat tugas akhir a.k.a skripsi. Tiap hari berangkat pagi pulang sore, rusuh di laboratorium, mondar-mandir gak jelas lagaknya praktikum tapi kadang ga ngerti apa esensinya. Emmm kayanya aku ga separah itu juga sih :(
Jadi inget waktu minggu-minggu pertama penelitian, you know lah. Aku adalah manusia pemalas yang bisa kapan aja berubah jadi ambisius kalo udah punya target tersendiri. Gausah nanya, apa lagi coba target mahasiswa tingkat akhir kalo bukan wisuda? Tapi yang aku rasain di awal ini bener-bener setres yang berpotensi menimbulkan gangguan jiwa seandainya kebablasan. Awkay, singkat cerita, penelitian yang aku lakuin sekarang adalah penelitian menggunakan berbagai macam kombinasi metode yang belum semuanya pernah aku pelajari selama kuliah sebelumnya. 
Kalo kamu adalah mahasiswa jurusan kimia murni, kamu akan sering mendengar istilah refluks, ekstraksi, kromatografi lapis tipis, kromatografi kolom, evaporasi, kristalisasi, rekristalisasi, filtrasi, dan si-si-si yang lain.


Tapi ga semua kampus di pelosok negeri ini memfasilitasi mahasiswanya untuk melakukan praktikum mengenai metode itu. Kebetulan, aku sendiri mengalaminya. Aku sering mendengar istilah kromatografi kolom. tapi gak pernah sekali-pun aku ngelakuin metode itu, bahkan sekedar ngeliat dan megang alatnya-pun, aku ga pernah.
Entah harus sedih atau seneng, di penghujung masa perkuliahanku, aku diharuskan mempelajari, dan melakukan metode itu. Alhamdulillah, dosen pembimbingku cukup sabar untuk mengajariku dan teman-teman satu bimbingan step-by-step untuk melakukan metode ini. Awalnya, aku pikir metode ini bakalan susah dan memakan waktu cukup lama. Ternyata, setelah belajar langsung, metode ini ga cuma susah dan lama, tapi juga membutuhkan banyak tenaga serta menguras pikiran, dan yang jelas bikin setres. Ketika melakukan metode ini, kalian harus bersiap-siap jadi tukang pukul, tukang panjat kursi, ibu peri yang selalu sabar menanti, murid yang sangat teliti dan hati-hati, dan manusia dengan jiwa yang selalu berbesar hati, hahahaha
nih alatnya modelnya kaya gini...

Metode ini juga ikut andil dalam menghambat kelulusan dinda hahaha. Iyalah, udah bagus-bagus ngerangkai alat, masukin sampel ke alat, tiba-tiba alatnya rusak, ada yang kran-nya ga bisa dibuka, kudu ngulang lagi, nunggu lagi, bete lagi. Harusnya sehari kelar, ujungnya jadi tiga hari. Tapi, it depends on you, sih. Cuma, ribetnya metode ini emang udah tak terbantahkan gitu. Karena sering gagal dan inget bahwa waktu selalu berjalan mendekati target kelulusan, aku jadi setres-setres sendiri.
Puncak ke-setres-an ku adalah waktu kedua kalinya ngelakuin metode itu. Kenyataan bahwa kita harus antre alat satu-per-satu sedangkan metode ini gak kelar dalam waktu satu hari bikin aku pengen makan orang. Kaya doyan aja, mut. Ditambah sebelumnya aku udah ulang metode gara-gara sampelku tumpah. Aku yang tadinya optimis bisa wisuda april jadi pesimis dan pasrah kapan mau lulus. 
Setelah dapet wangsit dari orang-orang yang selalu mengatakan "sabar...sabar..." "nikmati aja" "gausah buru-buru" "yang penting dikerjain aja", akhirnya aku merenungkan segalanya dan memutuskan untuk menikmati apa yang sedang aku kerjakan. Jatuhnya jadi lebih menikmati emang, tapi tetep kerasa capeknya. Tiap nyampe kosan, gulung-gulung di kasur, ga lama kemudian tepar. Sampe kadang salah bales chat, bales chat ga nyambung, dan kekhilafan lain yang kulakukan ketika tidur hahaha.
Sekarang penelitianku udah lumayan berprogres sih, walaupun kita juga masih suka ngulang dari awal karena kehabisan bahan. Pokoknya, semester tua ini nano-nano lah rasanya. Alhamdulillah juga, aku masih punya keluarga, temen-temen, dan dosen yang bisa jadi tempat curhat dan gudang nasehat. Kalo aku ilang, tolong cari aku ya teman-teman. Siapa tau aku khilaf wkwkwk.

1 comment: