Behind the Scene #KKNLife (Part 1)

HELAAAAAAAAAW!!!

It’s been a long time since I wrote my last article on May. Many things happened and I think I couldn’t tell it just in a post. For your information, I’ve done well my sixth semester! It means that in the next even semester, I don’t need to get dressed, wake up and take a bath early just to sit in my class listening to my lecturer. Okay, I don’t wanna waste your-very-precious-time so put your ass and set your position in front of your monitor.

Kalo aku bilang “Kuliah Kerja Nyata”, apa yang ada di dalam pikiran kalian? Apa? Ribet? Mendamparkan diri di tempat pelosok? Gaada sinyal? Atau, jalan-jalan? Keluarga baru? Temen-temen baru? Well, jujur yang ada di dalam pikiranku pertama kali adalah jalan-jalan, temen-temen baru, dan tentunya keluarga baru. Aku memang terlalu positive thinking di awal. Gimana engga positive thinking, tiap musim KKN pastiiiiii banyak foto-foto bertanda pagar #kknlife atau alaynya sih #kknlyfe bertebaran di media sosial.

Kayanya seru aja gitu, dapet temen baru, bisa explore tempat baru, syukur-syukur bisa dapet jodoh di tempat KKN… hahaha maapin ekspektasi tingkat tinggi gitu. Memang pada akhirnya aku ngerasain itu semua, mulai dari eksplor tempat baru, sampe temen baper baru hahaha. Aku yang baper maksudnya, dianya engga. Sssst, orangnya gatau sih. Tapi kalo dia baca, pasti dia bakal…tetep ngga tau. Aku berani jamin, tapi engga seratus persen. Karena, di dunia ini tidak ada yang sempurna, wahai saudaraku. Kesempurnaan hanya milik Allah, kekurangan itu milik kita heheu, ngeles nih.

Sebenernya bukan itu sih inti dari KKN, duh jadi gaenak takut salah gini. Aku gak pandai berkata-kata nih. Menurutku aja ya, yang penting dari KKN ini adalah kita benar-benar memaknai setiap proses yang kita lalui. Apakah kita sudah memberikan manfaat kepada masyarakat, seberapa besarkah pengaruh kita di masyarakat itu, apa yang bisa kita pelajari dari masyarakat, segala kebiasaan baik masyarakat di sana baiknya kita contoh selebihnya atau kekurangannya kita perbaiki. Bukan hanya dengan masyarakat, tapi dengan teman-teman kita sendiri sesama mahasiswa.

Tau lah, KKN kan temennya bukan cuma dari satu jurusan, tapi gabungan dari banyak jurusan. Otomatis kita punya cara belajar yang berbeda, dan cara melihat suatu peristiwa dari sudut pandang yang berbeda pula. Belum lagi, kami juga berbeda-beda asalnya. Like a spider’s web, it’s so complicated. Although it’s so complicated, spider’s web has a pattern that we can guess where its pathway will bring us. Do you get the philosophy?

Perkenalkan, kami mahasiswa UNDIP angkatan 2013 yang secara tidak sengaja dipersatukan dalam sebuah tim, ditempatkan di sebuah desa di Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, bernama Desa Kaliaman. Aku gak pengen ber-resmi-resmi-ria, karena gak asik aja gitu. Aku masih inget kok, insiden pembagian kelompok terjadi pada hari pertama pembekalan KKN tingkat universitas. I said, “Incident”,  which has a negative meaning like accident. Ini karena waktu itu aku gak berangkat pembekalan KKN. Ini petaka bagiku, hahaha. Lebay ya? Bodo amat.

Novia, anggota tim pertama yang kukenal karena ngirimin aku chat berisi berita bahagia. Dia bilang aku masuk ke kelompoknya, kelompok 9. Tapi aku rada gak percaya gitu, soalnya kata temen-temenku yang sejurusan, aku masuk kelompok 10, eh? atau 8 yak? Aku lupa. Setelah aku nanya-nanya ke orang lain, akhirnya aku dimasukin juga ke grup LINE mereka. Belum ada kesan awal sih buat Novia.

Novia

Arief, anggota tim pertama yang menurutku sok ramah, atau emang ramah? Soalnya waktu aku kirim chat pertama di grup, cuma dia yang menyapa balik. I remember it guys. Gak ada yang jawab “Selamat datang di grup kami Mutia” atau paling enggak ya jawab “Salam kenal Mutia”. Saat itu aku merasa grup ini ga asiq bosq.

Arief

Singkat cerita, kami janjian di suatu tempat makan buat bahas masalah survey dan kegiatan apa aja yang kita bisa lakukan dekat-dekat ini. Sore itu untuk pertama kalinya aku ketemu dengan tujuh anggota kelompok 9. Okay biar aku ingat-ingat, aku duduk di sebelah kiri Hanii, dan sebelah kanan mayang yang duduk di sebelah Azizah. Depan aku ada Hamzah yang duduk di antara Novia dan Arief yang bersebelahan dengan Basyir.

Mayang

Hari itu juga aku tau kalo aku ada di antara mahasiswa soshum dan tidak ada satu pun yang satu fakultas denganku. Agak deg-degan juga sih. Tapi sepertinya mereka tidak berbahaya, waktu itu sih aku mikirnya gitu. Emm tapi emang enggak kok, mereka bukan mbak-mbak hits high class yang gamau naik motor, atau takut kena debu jalanan, yang dikit-dikit kepanasan minta AC, yang maunya nongkrong di tempat mahal, no they were not.

Hanii

Hanii, asli Jakarta, jurusan IESP, dia cukup baik dan agak pendiam. Taunya? Dari attitude selama rapat, dia cuma sesekali ikut ngomong. Seingetku sih Han, udah jangan protes hahaha. Mayang, asli Semarang, jurusan ilmu komunikasi, baik juga, ah semuanya baik kok, cuma si Mayang lebih banyak berpendapat daripada Hanii. Ya sama kaya Azizah, anak Hukum yang aslinya Depok. Aku lebih suka cara ngomong Azizah yang lebih keliatan tegas, emm atau berkarisma? Entahlah semacam itu. Basyir, asli Purwokerto, jurusan HI. Waktu itu sih dia banyak berpendapat, sepertinya di otaknya masih ada ribuan kata yang tak terucapkan deh waktu itu. Arief, asli Tegal, jurusan manajemen, yah sudah kuduga, dia memang koordinator desa, makanya dia paling banyak ngomongnya waktu itu. Hamzah,asli Magelang, Hukum juga, emm kesan pertama sih dia kaya orang pendiem gitu, hahaha ketawain aja deyh. Novia, temennya Hanii, rumahnya Ungaran, dia juga ikut berpendapat kok, tapi aku ngeliatnya sih dia adalah tipe-tipe orang males ngomong, by the way mukanya keliatan yang paling judes.

 Hamzah

Basyir

Azizah

Beberapa hari kemudian, ada satu anggota tim lagi yang ditambahin. Namanya Maudy dimasukin ke grup sama si Basyir. Well, mereka satu jurusan, tapi Maudy asli Jakarta. Sebenernya aku udah kenal duluan sih, ya selisih seminggu dari hari itu lah ya kira-kira. Kita sama-sama gak masuk waktu pembekalan, jadi sepertinya kami punya tingkat kekhawatiran yang sama soal nilai post test pembekalan KKN. Ketemu Maudy pertama kali ya waktu kita rapat kedua, di House of Moo. Kalo boleh jujur, itu pertama kali aku ke sana, dan sampai detik ini aku menulis cerita, aku belum pernah ke sana lagi. Aku gak doyan susu, udah sih gitu aja. Maudy waktu diliat pertama kali sih orangnya asik gitu kayanya, tapi tatapan matanya itu lho, bikin agak canggung kalo mau sok asik.

Maudy

-to be continued-