Sunday, April 12, 2015

HERBISIDA PARAQUAT

HAI LAGIII :D
Tadi udah kan bahas soal Aspirin, sekarang aku pengen bahas tentang herbisida jenis Paraquat. Jadi ceritanya ini juga tugas kuliah gicuuu, tugas kimia pestisida. Barengan sama tugas IKO tadi. Minggu kemaren mereka bener-bener nyaris bikin aku bunuh diri wakakak gak deng kan aku setrong. Aku belum nikah masa udah bunuh diri *eh wkwk langsung aja deh yaaa
Secara istilah, herbisida adalah suatu senyawa kimia baik senyawa oganik maupun anorganik yang dapat digunakan untuk mengendalikan atau menekan pertumbuhan gulma. Gulma adalah tumbuh - tumbuhan (tidak temasuk jamur) yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan kerugian bagi tujuan manusia. Herbisida dapat digolongkan berdasarkan beberapa faktor yang diantaranya selektivitas, waktu aplikasi, formulasi, daya kerjanya, cara penggunaan, dan golongan bahan aktifnya.
Berdasarkan seletivitasnya, herbisida dibagi menjadi 2 kelompok yakni :
- Herbisida selektif (spektrum sempit) adalah herbisida hanya mampu mematikan gulma dari golongan atau jenis tertentu saja.
- Herbisida non-selektif (spektrum luas atau broad spectrum atau general weed killer) adalah herbisida yang mampu mematikan gulma hampir untuk semua golongan atau jenis.
Berdasarkan daya kerjanya, herbisida dibedakan menjadi 2 yakni:
1.      Herbisida kontak, yaitu herbisida yang bekerja dengan cara menghasilkan radikal hidrogen peroksida yang memecahkan membran sel dan merusak seluruh konfigurasi sel. Herbisida kontak hanya mematikan bagian tanaman hidup yang terkena larutan, jadi bagian tanaman dibawah tanah seperti akar atau akar rimpang tidak terpengaruhi, dan bagian tanaman didapat kembali dan roses kerja pada herbisida ini pun sangat cepat. Contoh : Gramoxone atau paraquat.
2.      Herbisida sistemik, yaitu herbisida yang cara kerjanya ditranslokasikan ke seluruh tubuh atau bagian jaringan gulma, mulai dari daun sampai keperakaran atau sebaliknya. Cara kerja herbisida ini membutuhkan waktu 1-2 hari untuk membunuh tanaman pengganggu tanaman budidaya (gulma) karena tidak langsung mematikan jaringan tanaman yang terkena, namun bekerja dengan cara menganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan ke dalam jaringan tanaman gulma dan mematikan jaringan sasarannya seperti daun, titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya. Contoh : Round up atau glifosfat.
Paraquat  (1,1−dimethyl,4,4−bipyridylium)  merupakan suatu herbisida golongan bipyridylium.  Paraquat adalah herbisida yang paling beracun yang dipasarkan selama 60 tahun terakhir. Namun, paraquat merupakan herbisida ketiga yang paling banyak digunakan di dunia, dan di sebagian besar negara di mana ia dapat digunakan tanpa pembatasan. Gramoxone, diproduksi oleh Syngenta, adalah nama dagang yang paling umum untuk paraquat, namun herbisida juga dijual dengan banyak nama berbeda oleh produsen yang berbeda.
Bahan aktif                 Paraquat diclorida 2764/l
Formulasi                    : 2769 g/l
Jenis gulma                  Daun lebar (Ageratum conyzoides), sempit dan
                                      teki di pertanaman albizia fakata
Dosis                           : 1,5-3 l/ha
Tanaman utama           : Cengkeh, kakao, kelapa sawit, karet, kopi, lada
Waktu aplikasi            : 2 minggu sebelum penanaman tanaman utama
Paraquat mempunyai ciri berupa:
a.       Berupa massa padat, tetapi biasanya dalam bentuk konsentrat 20-24%
b.      Berat molekul 257,2 d
c.       Ph 6,5 – 7,5 dalam bentuk larutan
d.      Titik didih pada 760 mmHg sekitar 175oC – 180oC.
e.       Berwarna kuning keputihan dan berbau seperti ammonia
f.  Sangat larut di dalam air, kurang larut dalam alkohol, dan tidak larut dalam senyawa hidrokarbon
g.      Stabil dalam larutan asam atau netral dan tidak stabil dalam senyawa alkali
h.   Tidak aktif akibat paparan sinar ultraviolet.
Paraquat merupakan herbisida golongan bipyridilium atau ada yang menyebutnya termasuk golongan piridin. Hal ini karena paraquat disintesis dari senyawa piridin melalui mekanisme reaksi kopling. Dua molekul piridin dikopling menggunakan natrium amida  yang diikuti reaksi oksidasi menghasilkan senyawa 4,4’-bipiridin.
4,4’-bipiridin ini selanjutnya bereaksi melalui mekanisme reaksi metilasi dengan klorometana menghasilkan senyawa paraquat. Reaksi metilasi merupakan reaksi penggantian suatu atom atau molekul dengan gugus metil. Di mana dalam reaksi ini sumber elektrofil metil yang digunakan berasal dari klorometana. Berikut reaksi dalam sintesis paraquat :

Penggunaan herbisida paraquat untuk pengendalian gulma diharapkan dapat menekan pertumbuhan gulma lebih efektif dan efisien. Herbisida paraquat termasuk herbisida kontak non selektif. Molekul herbisida ini setelah mengalami penetrasi ke dalam daun dan bagian lain yang hijau, bila terkena sinar matahari akan bereaksi menghasilkan hidrogen peroksida yang dapat merusak membran sel dan seluruh organ tanaman. Oleh karena itu tanaman kelihatan terbakar, namun herbisida ini tidak mematikan organ perbanyakan gulma yang ada di dalam tanah. Herbisida ini berspektrum luas dapat mengendalikan beberapa jenis gulma rumput dan daun lebar dan hanya mematikan bagian tanaman yang berwarna hijau (Tjitrosoedirdjo et al., 1984 it.,Hardiastuti et al, 2005)
Karakteristik  dari  paraquat  adalah  tidakdapat  diserap  oleh  bagian tanaman  yang  tidak  hijau  seperti  batang  dan  akar  serta  tidak  aktif  ditanah.  Ketidakaktifan  tersebut  disebabkan  adanya  reaksi  antara dua muatan ion positif pada paraquat dan ion negatif mineral tanah sehingga molekul positif paraquat terabsorbsi kuat dengan lapisan tanah dan tidak aktif lagi. Penetrasi paraquat terjadi melalui  daun.  Aplikasi  paraquat akan  lebih efektif  apabila  ada  sinar  matahari  karena  reaksi keduanya akan  menghasilkan hidrogen peroksida  yang  merusak  membran  sel.
Cara kerja paraquat yaitu menghambat  proses dalam  fotosistem  I,  yaitu  mengikat elektron  bebas  hasil  fotosistem  dan  mengubahnya  menjadi  elektron radikal bebas.  Radikal  bebas  yang  terbentuk  akan  diikat  oleh oksigen membentuk superoksida  yang bersifat sangat aktif. Superoksida tersebut mudah  bereaksi dengan komponen  asam  lemak  tak  jenuh dari membran  sel,  sehingga  akan menyebabkan  rusaknya membran  sel  dan jaringan tanaman (Pusat Informasi Paraquat, 2006).
Pada lingkungan Herbisida Paraquat bila terdisosiasi akan membentuk kation dalam larutan tanah dan akan difiksasi oleh pertukaran kation pada muatan negatif permukaan koloid tanah. Sebagai herbisida kationik, paraquat akan terionisasi sempurna dalam larutan tanah membentuk kation divalen dengan muatan positif terdistribusi di sekeliling molekul, dan paraquat akan segera teradsorpsi dan menjadi tidak aktif ketika kontak dengan koloid tanah (Muktamar, dkk. 2003). Koloid mineral dan organik tanah adalah komponen aktif tanah yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses adsorpsi dan desorpsi herbisida di dalam tanah dan lingkungan. Ikatan Paraquat yang terdisosiasi dengan koloid berbentuk ikatan kovalen sehingga fiksasi residu herbisida ini sangat kuat, sehingga menjadi tidak aktif di dalam tanah. Paraquat dapat masuk dalam ikatan antar lapisan kristal liat sehingga sangat kuat difiksasi secara kovalen. Afinitas mineral tanah terhadap paraquat sangat tinggi pada konsentrasi paraquat rendah, tetapi dengan semakin tinggi konsentrasinya di dalam tanah dimana kapasitas adsorpsinya telah terjenuhi maka paraquat akan terkonsentrasi pada larutan tanah.

Tingginya konsentrasi paraquat dalam larutan tanah, apabila datang hujan, paraquat akan terbawah oleh aliran perkolasi ke dalam tubuh tanah dan masuk ke dalam sistem drainase sehingga dapat mencemari lingkungan. Adsorpsi herbisida oleh partikel tanah akan menyebabkan herbisida tersebut tidak efektif dalam mengendalikan gulma dan bila akumulasinya di dalam tanah tinggi, maka hal ini merupakan suatu residu yang dapat mencemari lingkungan.

8 comments:

  1. wuih buat blog, suwun banget
    bantu banget, mut

    ReplyDelete
    Replies
    1. kan blog sejak SMP zaa, emg kuliah jurusan apa btw kok pestisida-pestisidaan wkw

      Delete
  2. Dari sekian panjangnya penjelasan, cuma ngerti kalo paraquat diclorida itu asam. Tapi, mendekati garam juga ya, kalo diliat dari pH-nya.

    ReplyDelete
  3. kalo begitu paraquat itu bahan yg tidak termasuk produk ramah lingkungan ya ? lalu apa solusinya <

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekarang kan sudah banyak bahan pestisida yang lebih ramah lingkungan, walaupun namanya pestisida tetap racun yang dalam jumlah banyak berbahaya setidaknya yg sekarang beredar sudah lebih ramah lingkungan. Setahu saya salah satunya ada yg bahan aktifnya senyawa karbamat turunan urea. Kalau tidak salah ingat sih hehe

      Delete
  4. Jadi kalau mau buat sendiri paraquat yg ramah lingkunagan, bahan nya dri apa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan paraquat yg ramah lingkungan. Karena paraquat merujuk satu nama. Jadi yang bisa dibuat adalah pestisida yang ramah lingkungan. Kalau mau yang alami, ya dari daun pepaya, cabai, dll.

      Delete