Keadaan perekonomian di Indonesia pada abad ke-21 ini semakin melemah. Setelah terjadi krisis moneter di tahun 1997, keadaan perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Hal ini menyebabkan angka kemiskinan semakin membengkak. Lapangan pekerjaan yang tak memadai pun semakin mendorong manusia untuk berbuat nekat dan tanpa pikir panjang.
Contohnya, masyarakat yang tinggal di kota-kota besar sudah tidak peduli lagi dengan kebersihan. Yang mereka pedulikan hanyalah apa yang akan mereka dapatkan, dan apa yang akan mereka lakukan untuk menyambung hidup. Mereka mendirikan bangunan di atas tanah yang merupakan tanah subur, membuat lingkungan mereka sendiri menjadi kumuh dan membuang berbagai macam sampah tidak pada tempatnya. Sehingga ketika hujan, banjir pun datang untuk menemani mereka.
Hal yang tak jauh berbeda juga terjadi pada masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan. Keadaan ekonomi yang cukup menghimpit mereka, membuat mereka nekat menebangi semua pepohonan tanpa menanam kembali. Alhasil, ketika hujan tanah menjadi longsor dan banjir juga ikut datang menemani.
Semua itu diakibatkan oleh ulah manusia itu sendiri. Mereka seolah lupa, bahwa alam memiliki seoran pencipta, yaitu Allah. Dan sebagai Sang Pencipta, Allah tentunya tidak ingin apa yang telah Dia ciptakan seketika dirusak oleh makhluk yang juga telah Dia ciptakan.
Oleh karena itu, Allah memberi hukuman kepada orang-orang yang telah merusak hasil ciptaanNya, dengan mendatangkan sebuah bencana yang sekiranya dapat menimbulkan efek jera bagi pelakunya. Seharusnya, setelah melihat bencana datang sili berganti, kita sadar bahwa Allah sedang memberi hukuman kepada kita yang telah merusak lingkungan. Kita tidak boleh mengulangi perbuatan yang jelas-jelas salah jika dilihat dari sisi manapun. Jika kita mengulangi perbuatan tersebut, mungkin bencana yang lebih besar akan datang menimpa.
No comments:
Post a Comment