Thursday, February 18, 2010

Pembebasan Irian Barat

Operasi Trikora, juga disebut Pembebasan Irian Barat, adalah konflik dua tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Indonesia Soekarno mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia

Latar Belakang

Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Indonesia mengklaim seluruh wilayah Hindia Belanda, termasuk wilayah barat Pulau Papua. Namun demikian, pihak Belanda menganggap wilayah itu masih menjadi salah satu provinsi Kerajaan Belanda, . Pemerintah Belanda kemudian memulai persiapan untuk menjadikan Papua negara merdeka selambat-lambatnya pada tahun 1970-an. Namun pemerintah Indonesia menentang hal ini dan Papua menjadi daerah yang diperebutkan antara Indonesia dan Belanda. Hal ini kemudian dibicarakan dalam beberapa pertemuan dan dalam berbagai forum internasional. Dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949, Belanda dan Indonesia tidak berhasil mencapai keputusan mengenai Papua bagian barat, namun setuju bahwa hal ini akan dibicarakan kembali dalam jangka waktu satu tahun.

Pada bulan Desember 1950, PBB memutuskan bahwa Papua bagian barat memiliki hak merdeka sesuai dengan pasal 73e Piagam PBB Karena Indonesia mengklaim Papua bagian barat sebagai daerahnya, Belanda mengundang Indonesia ke Mahkamah Internasional untuk menyelesaikan masalah ini, namun Indonesia menolak. Setelah Indonesia beberapa kali menyerang Papua bagian barat, Belanda mempercepat program pendidikan di Papua bagian barat untuk persiapan kemerdekaan. Hasilnya antara lain adalah sebuah akademi angkatan laut yang berdiri pada 1956 dan tentara Papua pada 1957. Sebagai kelanjutan, pada 17 Agustus 1956 Indonesia membentuk Provinsi Irian Barat dengan ibukota di Soasiu yang berada di Pulau Tidore, dengan gubernur pertamanya, Zainal Abidin Syah yang dilantik pada tanggal 23 September 1956.
Pada tanggal 6 Maret 1959, harian New York Times melaporkan penemuan emas oleh pemerintah Belanda di dekat laut Arafura. Pada tahun 1960, Freeport Sulphur menandatangani perjanjian dengan Perserikatan Perusahaan Borneo Timur untuk mendirikan tambang tembaga di Timika, namun tidak menyebut kandungan emas ataupun tembaga.

PERSIAPAN

Militer


KRI Irian, Penjelajah kelas Sverdlov
Indonesia mulai mencari bantuan senjata dari luar negeri menjelang terjadinya konflik antara Indonesia dan Belanda. Indonesia mencoba meminta bantuan dari Amerika Serikat, namun gagal. Akhirnya, pada bulan Desember 1960, Jendral A. H. Nasution pergi ke Moskwa, Uni Soviet, dan akhirnya berhasil mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan pemerintah Uni Soviet senilai 2,5 miliar dollar Amerika dengan persyaratan pembayaran jangka panjang. Setelah pembelian ini, TNI mengklaim bahwa Indonesia memiliki angkatan udara terkuat di belahan bumi selatan.[2]
Amerika Serikat tidak mendukung penyerahan Papua bagian barat ke Indonesia karena Bureau of European Affairs di Washington, DC menganggap hal ini akan "menggantikan penjajahan oleh kulit putih dengan penjajahan oleh kulit coklat". Tapi pada bulan April 1961, Robert Komer dan McGeorge Bundy mulai mempersiapkan rencana agar PBB memberi kesan bahwa penyerahan kepada Indonesia terjadi secara legal. Walaupun ragu, presiden John F. Kennedy akhirnya mendukung hal ini karena iklim Perang Dingin saat itu dan kekhawatiran bahwa Indonesia akan meminta pertolongan pihak komunis Soviet bila tidak mendapat dukungan AS.
Indonesia membeli berbagai macam peralatan militer, antara lain 41 Helikopter MI-4 (angkutan ringan), 9 Helikopter MI-6 (angkutan berat), 30 pesawat jet MiG-15, 49 pesawat buru sergap MiG-17, 10 pesawat buru sergap MiG-19 ,20 pesawat pemburu supersonik MiG-21, 12 Kapal selam kelas Whiskey, puluhan korvet dan 1 buah Kapal penjelajah kelas Sverdlov (yang diberi nama sesuai dengan wilayah target operasi, yaitu KRI Irian). Dari jenis pesawat pengebom, terdapat sejumlah 22 pesawat pembom ringan Ilyushin Il-28, 14 pesawat pembom jarak jauh TU-16, dan 12 pesawat TU-16 versi maritim yang dilengkapi dengan persenjataan peluru kendali anti kapal (rudal) air to surface jenis AS-1 Kennel. Sementara dari jenis pesawat angkut terdapat 26 pesawat angkut ringan jenis IL-14 dan AQvia-14, 6 pesawat angkut berat jenis Antonov An-12B buatan Uni Soviet dan 10 pesawat angkut berat jenis C-130 Hercules buatan Amerika Serikat. ~

Diplomasi

Indonesia mendekati negara-negara seperti India, Pakistan, Australia, Selandia Baru, Thailand, Britania Raya, Jerman, dan Perancis agar mereka tidak memberi dukungan kepada Belanda jika pecah perang antara Indonesia dan Belanda.[1] Dalam Sidang Umum PBB tahun 1961, Sekjen PBB U Thant meminta Ellsworth Bunker, diplomat dari Amerika Serikat, untuk mengajukan usul tentang penyelesaian masalah status Papua bagian barat. Bunker mengusulkan agar Belanda menyerahkan Papua bagian barat kepada Indonesia melalui PBB dalam jangka waktu dua tahun.

Ekonomi

Pada tanggal 27 Desember 1958, presiden Soekarno mengeluarkan UU nomor 86 tahun 1958 yang memerintahkan dinasionalisasikannya semua perusahaan Belanda di Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang dinasionalisasi seperti:
1. Perusahaan Perkebunan
2. Netherlansche Handels Mattscapij
3. Perusahaan Listrik
4. Perusahaan Perminyakan
5. Rumah Sakit (CBZ) manjadi RSCM
Dan kebijakan-kebijakan lain seperti:
1. Memindahkan pesar pelelangan tembakau Indonesia ke Bremen (Jerman Barat)
2. Aksi mogok buruh perusahaan Belanda di Indonesia
3. Melarang KLM (maskapai penerbangan Belanda) melintas di wilayah Indonesia
4. Melarang pemutaran film-film berbahasa Belanda


Konflik bersenjata


Soekarno, Presiden Indonesia yang mencetuskan Trikora
Soekarno membentuk Komando Mandala, dengan Mayjen Soeharto sebagai Panglima Komando. Tugas komando Mandala adalah untuk merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia. Belanda mengirimkan kapal induk Hr. Ms. Karel Doorman ke Papua bagian barat. Angkatan Laut Belanda (Koninklijke Marine) menjadi tulang punggung pertahanan di perairan Papua bagian barat, dan sampai tahun 1950, unsur-unsur pertahanan Papua Barat terdiri dari:
Koninklijke Marine (Angkatan Laut Kerajaan Belanda)
Korps Mariniers
Marine Luchtvaartdienst
Keadaan ini berubah sejak tahun 1958, di mana kekuatan militer Belanda terus bertambah dengan kesatuan dari Koninklijke Landmacht (Angkatan Darat Belanda) dan Marine Luchtvaartdienst. Selain itu, batalyon infantri 6 Angkatan Darat merupakan bagian dari Resimen Infantri Oranje Gelderland yang terdiri dari 3 Batalyon yang ditempatkan di Sorong, Fakfak, Merauke, Kaimana, dan Teminabuan.

Operasi-operasi Indonesia

Sebuah operasi rahasia dijalankan untuk menyusupkan sukarelawan ke Papua bagian barat. Walaupun Trikora telah dikeluarkan, namun misi itu dilaksanakan sendiri-sendiri dalam misi tertentu dan bukan dalam operasi bangunan.
Hampir semua kekuatan yang dilibatkan dalam Operasi Trikora sama sekali belum siap, bahkan semua kekuatan udara masih tetap di Pulau Jawa. Walaupun begitu, TNI Angkatan Darat lebih dulu melakukan penyusupan sukarelawan, dengan meminta bantuan TNI Angkatan Laut untuk mengangkut pasukannya menuju pantai Papua bagian barat, dan juga meminta bantuan TNI Angkatan Udara untuk mengirim 2 pesawat Hercules untuk mengangkut pasukan menuju target yang ditentukan oleh TNI AL.
Misi itu sangat rahasia, sehingga hanya ada beberapa petinggi di markas besar TNI AU yang mengetahui tentang misi ini. Walaupun misi ini sebenarnya tidaklah rumit, TNI AU hanya bertugas untuk mengangkut pasukan dengan pesawat Hercules, hal lainnya tidak menjadi tanggung jawab TNI AU.
Kepolisian Republik Indonesia juga menyiapkan pasukan Brigade Mobil yang tersusun dalam beberapa resimen tim pertempuran (RTP). Beberapa RTP Brimob ini digelar di kepulauan Ambon sebagai persiapan menyerbu ke Papua bagian barat. Sementara itu Resimen Pelopor (unit parakomando Brimob) yang dipimpin Inspektur Tingkat I Anton Soedjarwo disiagakan di Pulau Gorom. Satu tim Menpor kemudian berhasil menyusup ke Papua bagian barat melalui laut dengan mendarat di Fakfak. Tim Menpor ini terus masuk jauh ke pedalaman Papua bagian barat melakukan sabotase dan penghancuran objek-objek vital milik Belanda.
Pada tanggal 12 Januari 1962, pasukan berhasil didaratkan di Letfuan. Pesawat Hercules kembali ke pangkalan. Namun, pada tanggal 18 Januari 1962, pimpinan angkatan lain melapor ke Soekarno bahwa karena tidak ada perlindungan dari TNI AU, sebuah operasi menjadi gagal.

Wednesday, February 10, 2010

PERANCIS


Perancis yang memiliki nama resmi Republique Francaise merupakan negara terluas di Eropa Barat. Negara ini dikenal dengan sebutan negri Mode Dunia. Ibu kota Perancis adalah Paris yang disebut kota Cahaya.
o Letak dan batas negara
Perancis termasuk ke dalam wilayah Eropa Barat. Luas wilayahnya adalah 547.030 km2. Letak astronomis Perancis adalah 42 LU – 51 LU dan 5 BB – 8 BT. Berikut adalah batas-batas negara Perancis : Utara : Selat Inggris, negara Inggris, Belgia, dan Luxemburg. Timur : Negara Italia, Swiss, dan Jerman. Selatan : Negara Spanyol. Barat : Samudra Atlantik.
o Bentang alam
Sebagian besar daratan di Francis merupakan dataran rendah dengan 2/3 bagiannya memiliki ketinggian kurang dari 250 m. dataran rendah ini memanjang dari perbatasan Belgia hingga Jerman. Perancis secara umum terbagi atas beberapa bagian berikut :
a. Cekungan Paris ( basin ) Central atau yang dikenal sebagai Masif Central. Massif Central merupakan sebuah simpul dari lipatan pegunungan dan terletak di tengah-tengah hingga ke Selatan Perancis.
b. Pegunungan Alpen, Jura, dan Vosges yang berada di sebelah barat. Di pegunungan Alpen terdapat Mount Blanc ( 4.807 m ) yang merupakan puncak gunung tertinggi di Eropa Barat.
c. Pegunungan Pyrenees yang memanjang antara perbatasan Spanyol dan Perancis.
d. Lembah sungai Roun dan Laut tengah.
o Iklim
Perancis memiliki berbagai macam iklim. Di selatan Perancis bila tiba musim panas, cuaca menjadi panas dan kering. Hampir seluruh daratan Perancis mendapat curah hujan tahunan sekitar 500 – 1.200 m. Temperatur udara tahunan sekitar 90 C – 19,50 C. Daerah pegunungan di Perancis umumnya tertutup salju sepanjang tahun. Di daerah barat, sering terjadi hujan karena pengaruh samudra Atlantik.
o Penduduk
Jumlah penduduk di Perancis pada tahun 2006 sekitar 61.200.000 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 107 jiwa/km2. Perancis memiliki pertumbuhan penduduk sebesar 0,3 % per tahun. Suku bangsa di Perancis sebagian besar adalah suku Perancis ( 95 % ), kelompok etnis lainnya adalah imigran yang mencari pekerjaan. Mereka datang dari Portugis, Aljazair, Maroko, Italia, dan Spanyol. Bahasa resmi Perancis hádala bahasa Perancis. Bahasa ini merupakan bahasa kedua setelah bahasa Inggris. Agama yang dianut masyarakat Perancis terdiri atas agama Katholik Roma ( 90 % ), Protestan ( 2 % ), Yahudi ( 1 % ), Islam ( 1 % ), dan agama lain ( 6 % ).
o Perekonomian
a. Pertanian Hasil-hasilnya antara lain tanaman seperti gandum, barli, dan padi. Perancis termasuk negara penghasil gandum terbesar di dunia, yang banyak dihasilkan di Cekungan Paris, dan Flandre. Hasil pertanian lainnya yaitu anggur. Perancis termasuk negara kedua terbesar penghasil anggur di dunia.
b. Pertambangan Hasil-hasilnya antara lain bijih besi, bauksit, gypsum, timah, magnesium, sulfur, uranium, zinkum, dan batubara serta minyak bumi. Perancis termasuk negara penghasil baja terbesar di dunia.
c. Perindustrian Perancis terkenal dengan industri otomotif, pesawat terbang, industri kimia, dan elektronik.

Saturday, January 30, 2010

The Legend of Malin Kundang

An old woman and her son lived in a little village. Her son was called Malin Kundang. They were very poor but they loved each other very much.
One day Malin Kundang told his mother that he would go to town and work there. At first his mother did not allow him but finally she let him go with tears.
Malin Kundang worked hard in a big town and in a short time he became a rich man. However he completely forgot his poor old mother.
Some years later he sailed to a harbor near his village. When his mother heard about this news she came to meet him. Malin Kundang pretended not to know her. He said, “You are not my mother. Go away!” His mother became very sad and before she went she said, “Oh, Malin Kundang, you are a wicked son. You’ll never be safe now. You and your money will turn to stone.”
Some days later his ship left the harbor. The sea was calm but when he reached the open sea there was a great storm. The ship was drowned. Malin Kundang and his money changed into a stone.
Now people call it Batu Si Malin Kundang. We can see the stone from Air Manis, a village on the coast of West Sumatra near Padang.

The Legend of Jaka Tarub

Jaka Tarub is the hero of a legend that is very popular among the people of Central Java. Although he was only the son of a simple farmer, he was handsome as well as kind, honest and brave. He liked to help other people. He was always sided with those who were weak but innocent and those who were poor but honest.
One day, a long time ago, when he was returning home from hunting, he happened to pass by a lake. How amazed he was to see several beautiful girls bathing in the lake amid a dense jungle.
Jaka Tarub had reached the age of marriage, and he thought of possibility of getting of the pretty girls as his wife.
As he was thinking hard of a way to get acquitted with any one of them, he caught sight of their clothes, which were piled up under a tree on the bank of the lake. He decided to steal one of the garments. That was what he did and then he did.
After they had finished their bath, the girls walked ashore to fetch their garments. One of them, however, screamed suddenly and wept as she found that her own garment was gone. While they were searching for the lost garment, a rainbow appeared in the sky and glided down towards the lake. Now it was time for them to go back to heaven. As the other girls climbed up the rainbow on their way back to the sky, the one whose clothes had been lost was left alone, weeping, for she could not enter heaven without her heavenly dress.
Seeing this, Jaka Tarub was astonished greatly, because he now knew that they were certainly not ordinary women but nymphs. He felt very sorry for the poor nymph and decided to approach her.
How surprised the nymph was when she saw Jaka Tarub standing before her. She at once thought that he must be the thief who had stolen her clothes, so she blamed and scolded him.
He begged her pardon for what he had done and told her the reason. The sympathetic manners of the handsome boy impressed her so much that she was at once willing to forgive him. She begged the gods as well to pardon him and the gods blessed them. The two soon fell in love with each other.
In no time Jaka Tarub and the nymph, who now had been changed by the gods into a very beautiful ordinary maiden, got married and lived happily ever after.