Ceritanya malem ini lagi belajar buat pretest besok gituuu.
Diposting sekalian lah biar hits hahaha. Engga lah aku cuma pengen berbagi
ilmu. Kalo dirasa ga perlu kan tinggal gausah baca. Blog aku ini, kan suka-suka
aku mau posting apa *ceritanya lagi judes* hahaha. Besok praktikum pertama
kimia organik loooh. Bisa dibilang masih cukup pagi untuk memulai praktikum
secara selama 3 semester kemaren, praktikum selalu dimulai minggu ke tiga, itu
pun baru asistensinya. Yaudah deh langsung aja yaa kalo ngomongin minyak
cengkeh, tentu gak akan lepas dari tanaman penghasil minyak cengkehnya yakan
yakan hehehe.
Jadi gini, Cengkeh (Syzygium
aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang
pohon besar dan berkayu keras. Daun cengkeh berwarna hijau dan berbentuk bulat
telur memanjang dengan bagian ujung dan pangkalnya menyudut,rata-rata mempunyai
ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang daun tanpa tangkai berkisar 7,5-12,5
cm. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai
pendek serta bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna
keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan, dan berubah
lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh kering akan
berwarna cokelat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri.
Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar
matahari langsung. Di Indonesia. cengkeh cocok ditanam baik di daerah dataran
rendah dekat pantai maupun di pegunungan pada ketinggian 900 meter di atas
permukaan laut (Thomas, 1992)
Bunga cengkeh merupakan hasil utama tanaman cengkeh selain
ganggang dan daunnya. Hasil penyulingan cengkeh berupa minyak atsiri atau
terkenal dengan nama clove oil. Semua bagian tanaman, yaitu akar, batang, daun,
dan bunganya mengandung minyak, tetapi kadar minyak paling tinggi terdapat pada
bunga (20%), sementara bagian lainnya hanya 4-6%. Minyak cengkeh mengandung
70-93% eugenol (C10H12O2) (Kardinan, 2005)
Minyak daun cengkeh adalah minyak atsiri yang diperoleh
dari penyulingan daun dan ranting tanaman cengkeh. Minyak daun cengkeh hasil
penyulingan rakyat sering kali berwarna hitam kecokelatan dan kotor, sehingga
untuk meningkatkan nilai jual dari minyak tersebut,perlu dilakukan pemurnian. Dari
beberapa hasil pemurnian menunjukkan bahwa minyak dapat dimurnikan dengan
metoda adsorpsi dan pengkelatan. Komponen minyak daun cengkeh dapat dibagi
menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama adalah senyawa fenolat dengan eugenol
sebagai komponen terbesar (70-80%). Kelompok kedua adalah senyawa non fenolat
yaitu β-kariofeilen, α-kubeben, α-kopaen, humulen, δ-kadien, dan kadina 1,3,5
trien dengan β-kariofeilen sebagai komponen terbesar (15-20%). Eugenol
mempunyai flavor yang kuat dengan rasa yang sangat pedas dan panas
(Sastrohamidjojo, 2002)
Eugenol merupakan senyawa utama penyusun minyak cengkeh
yang merupakan rumus molekul C10H12O2 dengan
berat molekul 164,02. Penamaan secara IUPAC adalah 3(4-hidroksi 5-fenil)
propena. Nama lain dari eugenol adalah 4-hidroksi, 3-metoksi, 1-alkil benzena.
Adapun rumus strukturnya :
Kandungan eugenol dalam minyak cengkeh sekitar 70-90%. Eugenol memiliki titik didih 225oC, tidak larut dalam air namun larut dalam alkalis berair untuk membentuk anion fenolat. Eugenol bersifat asam dan dalam suhu kamar berupa cairan tidak berwarna atau sedikit kekuningan, berbau khas dan apabila terkena kulit rasanya perih. Eugenol larut dalam pelarut organik seperti eter dan larut dalam asetat dan tidak larut dalam air (Nimitz, 1991)
Daftar Pustaka
Kardinan, A. 2005. Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk.
Jakarta : Andromeda Pustaka.
Nimitz, S. J. 1991. Experiment in Organic Chemistry : from
Microsale to Macroscale. Englewood cliffs : Prentice Hall.
Sastrohamidjojo, H. 2002. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta : Kimia FMIPA
UGM.
Thomas, A. N. S. 1992. Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta :
Kanisius.